Saturday, October 29, 2011

Sampaikan Empat Tuntutan

EMPAT puluh massa yang tergabung dalam Kesatuan Akasi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Lampung menggelar aksi demonstrasi di Tugu Adipura Bandarlampung. Mereka menyampaikan empat tuntutan dalam aksi kemarin.

Pertama, pemerintah harus melakukan supervisi fungsi KPK dalam pemberantasan dan pencegahan tindakan korupsi.
Kedua, pemerintah harus melakukan reformasi birokrasi terbuka dan akuntabel, bukan hanya retorika belaka.
Ketiga, pemerintah harus menyelesaikan permasalahan PT Freeport yang telah menzalimi sebagian rakyat.
Terakhir, jika sampai 10 November 2011 belum dapat memberikan progres kerja atas problem bangsa, SBY-Boediono agar mundur dari jabatannya sebagai presiden-wakil presiden RI. (hyt/ana/nur/c2/rim)

dipublikasikan di : radarlampung
http://www.radarlampung.co.id/read/bandarlampung/43090-sampaikan-empat-tuntutan#.Tqz43yzPf8A.facebook


 Galerry Aksi Sumpah Pemuda














Monday, October 10, 2011

Pengkajian Penyelenggaraan Bidik Misi di Unila

Bidik Misi Dalam Tanda Tanya

By Candra Cahyani Gani 



Pemerintah melalui Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Kementrian Pendidikan Nasional pada tahun 2010 meluncurkan program Bidik Misi untuk memberikan bantuan biaya penyelenggaraan pendidikan dan bantuan biaya hidup kepada 20.000 mahasiswa yang memiliki potensi akademik memadai dan kurang mampu secara ekonomi di 104 perguruan tinggi penyelenggara. Pada tahun 2011 program ini kembali menerima 20.000 calon mahasiswa pada 117 perguruan tinggi penyelenggara. Universitas Lampung sebagai satu-satunya perguruan tinggi di Provinsi Lampung menjadi salah satu universitas penyelenggara  Bidik Misi sekaligus pelaksana amanat konstitusi Pasal 31 (1) UUD 1945 bahwa tiap-tiap warga Negara berhak memperoleh pengajaran.  Oleh karena itu Universitas Lampung harus memenuhi prinsip 3T (tepat sasaran, tepat jumlah, dan tepat waktu).

Transparansi anggaran

Pada pedoman pelaksanaan bidik misi, poin C Ketentuan Khusus terkait penggunaan dana, dijelaskan bahwa biaya hidup yang diserahkan kepada mahasiswa sekurang-kurangnya sebesar Rp. 600.000,00 per bulan yang ditentukan berdasarkan indeks harga kemahalan daerah lokasi PTP. Sementara bantuan biaya penyelenggaraan pendidikan yang dikelola PTP sebanyak-banyaknya Rp. 2.400.000,00 per semester per siswa. Ini berarti sesuai dengan  poin D ketentuan Umum bahwa harga satuan bantuan biaya pendidikan tahun 2011 adalah sebesar Rp. 6.000.000,00. Penerima Bidik Misi angkatan 2010 Universitas Lampung dikenakan potongan sebesar Rp. 550.000,00 dengan alasan untuk biaya pelatihan, dll yang kemudian belum ada transparansi dari pihak universitas lampung terkait pembelajaan pemotongan dana tersebut hingga sekarang. 

Keunikan juga terjadi pada pengelolaan bidik misi angkatan 2011 dimana setiap penerima bidik misi diwajibkan untuk tinggal di rusunawa, dengan dalih menjaga stabilitas prestasi mahasiswa. Jika memang hal itu menjadi alasan utama, masa mukim di rusunnawa yang hanya satu tahun tidak mampu menjamin seluruhnya, karena ada sisa mukim sepanjang 3 tahun yang diluar control rusunawa. Dan pada persyaratan bidik misi juga sudah jelas dan tegas bahwa penurunan prestasi bisa berakibat pada pemberhentian beasiswa, artinya setiap mahasiswa sudah memahami setiap konsekuensi yang harus ditanggung.

Rusunawa dan Perputaran Uang

Pembelanjaan dana bidik misi tahun 2010 diserahkan kepada setiap mahasiswa, namun tahun 2011 ini putaran dana sudah disiapkan oleh suatu sistim baru untuk berputar pada kas universitas lampung. Setiap mahasiswa diwajibkan untuk tinggal di rusunawa yang pada awalnya satu kamar dihuni oleh 2 orang @ membayar Rp. 1.500.000,00 kini dihuni oleh 4 orang @ Rp. 1.500.000,00. Artinya setiap kamar yang pada awalnya berharga Rp. 3.000.000,00 meningkat menjadi Rp 6.000.000,00.   Begitu juga aturan yang sudah didesain sedemikian rupa seperti pelarangan untuk membawa alat elektronik seperti setrika,dll. Setiap mahasiswa dibahasakan bahwa mereka tidak wajib laundry, namun tidak boleh membawa alat elektronik, apa jadinya ?? begitu juga dengan masalah catring makanan yang bersifat sunah namun dilapangan memaksa. Apakah semua itu demi dalih kenyamanan pembelajaran atau hanya suapaya ada perputaran uang pada  Universitas Lampung?  

Quota Sisa

Penyeleksian Bidik Misi Universitas lampung dilaksanakan dalam 3 gelombang, gelombang 1 melalui SNMPTN Undangan, gelombang 2 setelah penerimaan mahasiswa baru, dan gelombang 3 paska orientasi mahasiswa baru. Pertanyaan yang muncul adalah mengapa harus ada kuota sisa yang menyebabkan penerimaan paska masa orientasi ? hal ini membuka peluang “tawar menawar” antara birokrat dengan penerima beasiswa yang lebih besar dan mengakibatkan “tidak tepat” sasaran dalam penyaluran beasiswa bidik misi. 

Dimana program yang digelontorkan dalam rangka seratus hari kerja mendiknas ini harus dikawal dengan baik sesuai dengan amanat konstitusi 1945, UU Sisdiknas No 20 thn 2003, PP 48 tahun 2008 ttg pendanaan pendidikan, PP 66 ttg perubahan atas peraturan pemerintah ttg pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan, Program Kabinet  Indonesia II, permen no 34 thn 2006 ttg penghargaan bagi siswa berprestasi, permen no. 34 tahun 2010 ttg pola penerimaan mahasiswa baru program sarjana pd perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh pemerintah, permen no 30 thn 2010 ttg pemberian bantuan biaya pendidikan kepada peserta didik yang orang tua/walinya tidak mampu membiayai pendidikan. Tetap Kritis untuk Unila yang Lebih Baik…!! 

Sunday, October 9, 2011

Panitia Dauroh Marhalah 1 KAMMI UNILA 4-6 November 2011

@ Presidium Pelaksana
Ketua               Usep Suhendar    FKIP ‘08
Sekretaris        Firda Aziza            FMIPA ‘08
Bendahara        Esy Octa Utami      FKIP ‘10

SC.:     Rusli Haikal     FKIP  '07
           Basrin              FE ‘07
           Serly Susanti   FKIP ‘08


@ Sie Acara
Co.: Satria Rachmadani  FISIP ‘08

Ahmad Sulaiman    FKIP ‘07
Zahrah Meliana      FKIP’10
Komala Sari           FE ‘09
Mita Rusmiati         FE ‘10
Kartika Sari           FE ‘09
Eli Ulfa Sari           FE ‘09
Nurjayanti             FKIP ‘08
Istika Sandra S.     FKIP ‘07

SC.:     Waskito Are    FE ‘07
            Sufiroh            FKIP ‘07


@Sie HumPubDekDok
Co.:  M. Agus Sholeh     FMIPA ‘08

Wahid Priyono         FKIP ‘09
Adi Suripto              FKIP ‘09
Samai F.                 FKIP ‘08
Ratna Wulan          FKIP ‘08
Dewi Fatimah         FKIP ‘09
Rasidah Nurul        FKIP ‘09
Metalia Sari            FKIP ‘10
Esy Andriani          FISIP ‘10

SC.:     Mubarok Dinata    FE ‘07
            Vina Nurviana      FKIP ‘08



 @Sie Perlengkapan
Co.:  Ari Setiawan                 FP ‘09

Yoga Pratama               FKIP ‘09
Nurhalimah                  FKIP ‘09
Nurul Chusna               FISIP ‘09
Fitri Oki L.                     FISIP ‘10
Putri Ayu                      FKIP ‘09
Aroma Harum              FK ‘09

SC.: Asis Budi Santoso    FKIP ‘07
       Candra Cahyani        FKIP ‘10       


@Sie K3 (kedisiplinan, kesehatan, & kebersihan)
Co.: Wajid Husni          FH ‘08

M. Sudirman    
Tri Gustiani                   FT ‘09
Nurhabibah                  FP ‘09
Ghesika Tiandra            FP ‘07
Hanif Mutiara                FKIP ‘08
Nurul Hidayati               FE ‘09

SC.:    Azzam Syahroni      FKIP ‘08
          Septi Arifiana Sari   FE ‘08


@Sie Konsumsi
Co.: Bayu Pramono      FISIP ‘09

Mahfud Hudori              FMIPA ‘07
Rita Zahara                   FMIPA ‘08
Dian Utami                   FKIP ‘07
Susmi Rahayu              FKIP ‘10
Ratih Novitasari            FISIP ‘09
Wiwin Alwiningsih         FKIP ‘09
Mita Pratiwi                   FKIP ‘09

SC.:  Rahmat Nurudin     FKIP ‘07
         Martini                    FKIP ‘09


Job Description Kepanitiaan:

SC.:  All PH & AB 2
Diperkenankan memberikan arahan/ saran/ bantuan, baik konsep maupun teknis  kepada team pelaksana (sie apa pun). Agar menghubungi panitia tanpa menunggu dihubungi.


Presidium Pelaksana.:

@Ketua
  • Bertanggungjawab atas lancarnya seluruh rangkaian acara
  • Men-cek kerja di setiap sie kepanitiaan


@Bendahara
  • Bertanggungjawab atas keamanan keuangan
  • Merapikan data alur pemasukan & pengeluaran dana dengan jelas
  • Men-cek kebutuhan dana di setiap sie kepanitiaan
  • Menganggarkan pengeluaran dana secara hemat dan efisien 


@ Sekretaris
  • Bertanggungjawab terhadap surat-menyurat
  • Menyiapkan administrasi acara (ex. Daftar hadir, CV Pemateri, Lembar Observer, dll.)
  • Mengarsipkan dokumen acara


@ Koordinator.:
  • Bertanggungjawab atas setiap pekerjaan yang diamanahkan di sie-nya.
  • Me-mobile anggota dalam team / sie-nya
  • Membagi amanah kerja team dengan adil


@ Sie Acara.:
  • Bertanggungjawab menyusun&menjalankan rangkaian acara dengan tertib
  • Menyiapkan materi, pemateri, dan petugas-petugas acara
  • Mengondisikan peserta


@ Sie HumPubDekDok.:
  • Bertanggungjawab dalam mem-booming-kan acara ke seluruh penjuru
  • Mengakomodasi pemateri & peserta menuju tempat acara
  • Mendekorasi & men-setting tempat acara senyaman mungkin
  • Mendokumentasikan seluruh kegiatan acara


@ Sie Perlengkapan.:
  • Bertanggungjawab atas lengkapnya amunisi yang dibutuhkan selama acara
  • Menjaga keamanan, dan baiknya peralatan yang dipakai
  • Menyiapkan tempat acara


@ Sie Konsumsi.:
  • Bertanggungjawab atas kebutuhan makan&minum pemateri, Peserta, dan panitia yang halal dan toyyib
  • Mengatur alur / jadwal distribusi konsumsi dengan baik


@ Sie K3
  • Bertanggungjawab atas kedisiplinan, kesehatan, & kebersihan
  • Men-cek kondisi kesehatan peserta dan panitia
  • Men-cek mutaba’ah peserta dan panitia
  • Membuat tata terib dan menjalankannya, serta memberi iqob bagi yang melanggar.


CP: O85276576539 / 085658942428 / 085768543018


Sesungguhnya Alloh Membeli dari orang-orang Mukmin, baik diri maupun harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka...” (QS. At Taubah:111)

Saturday, October 8, 2011

Rangkuman Simpul Intelegensia KAMMI Komisariat Unila Part IV


Pemerintah melalui Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Kementrian Pendidikan Nasional pada tahun 2010 meluncurkan program Bidik Misi untuk memberikan bantuan biaya penyelenggaraan pendidikan dan bantuan biaya hidup kepada 20.000 mahasiswa yang memiliki potensi akademik memadai dan kurang mampu secara ekonomi di 104 perguruan tinggi penyelenggara. Pada tahun 2011 program ini kembali menerima 20.000 calon mahasiswa pada 117 perguruan tinggi penyelenggara. Universitas Lampung sebagai satu-satunya perguruan tinggi di Provinsi Lampung menjadi salah satu universitas penyelenggara  Bidik Misi sekaligus pelaksana amanat konstitusi Pasal 31 (1) UUD 1945 bahwa tiap-tiap warga Negara berhak memperoleh pengajaran.  Oleh karena itu Universitas Lampung harus memenuhi prinsip 3T (tepat sasaran, tepat jumlah, dan tepat waktu).

Transparansi anggaran

Pada pedoman pelaksanaan bidik misi, poin C Ketentuan Khusus terkait penggunaan dana, dijelaskan bahwa biaya hidup yang diserahkan kepada mahasiswa sekurang-kurangnya sebesar Rp. 600.000,00 per bulan yang ditentukan berdasarkan indeks harga kemahalan daerah lokasi PTP. Sementara bantuan biaya penyelenggaraan pendidikan yang dikelola PTP sebanyak-banyaknya Rp. 2.400.000,00 per semester per siswa. Ini berarti sesuai dengan  poin D ketentuan Umum bahwa harga satuan bantuan biaya pendidikan tahun 2011 adalah sebesar Rp. 6.000.000,00. Penerima Bidik Misi angkatan 2010 Universitas Lampung dikenakan potongan sebesar Rp. 550.000,00 dengan alasan untuk biaya pelatihan, dll yang kemudian belum ada transparansi dari pihak universitas lampung terkait pembelajaan pemotongan dana tersebut hingga sekarang. Keunikan juga terjadi pada pengelolaan bidik misi angkatan 2011 dimana setiap penerima bidik misi diwajibkan untuk tinggal di rusunawa, dengan dalih menjaga stabilitas prestasi mahasiswa. Jika memang hal itu menjadi alasan utama, masa mukim di rusunnawa yang hanya satu tahun tidak mampu menjamin seluruhnya, karena ada sisa mukim sepanjang 3 tahun yang diluar control rusunawa. Dan pada persyaratan bidik misi juga sudah jelas dan tegas bahwa penurunan prestasi bisa berakibat pada pemberhentian beasiswa, artinya setiap mahasiswa sudah memahami setiap konsekuensi yang harus ditanggung.

Rusunawa dan Perputaran Uang

Pembelanjaan dana bidik misi tahun 2010 diserahkan kepada setiap mahasiswa, namun tahun 2011 ini putaran dana sudah disiapkan oleh suatu sistim baru untuk berputar pada kas universitas lampung. Setiap mahasiswa diwajibkan untuk tinggal di rusunawa yang pada awalnya satu kamar dihuni oleh 2 orang @ membayar Rp. 1.500.000,00 kini dihuni oleh 4 orang @ Rp. 1.500.000,00. Artinya setiap kamar yang pada awalnya berharga Rp. 3.000.000,00 meningkat menjadi Rp 6.000.000,00.   Begitu juga aturan yang sudah didesain sedemikian rupa seperti pelarangan untuk membawa alat elektronik seperti setrika,dll. Setiap mahasiswa dibahasakan bahwa mereka tidak wajib laundry, namun tidak boleh membawa alat elektronik, apa jadinya ?? begitu juga dengan masalah catring makanan yang bersifat sunah namun dilapangan memaksa. Apakah semua itu demi dalih kenyamanan pembelajaran atau hanya suapaya ada perputaran uang pada  Universitas Lampung?

Quota Sisa

Penyeleksian Bidik Misi Universitas lampung dilaksanakan dalam 3 gelombang, gelombang 1 melalui SNMPTN Undangan, gelombang 2 setelah penerimaan mahasiswa baru, dan gelombang 3 paska orientasi mahasiswa baru. Pertanyaan yang muncul adalah mengapa harus ada kuota sisa yang menyebabkan penerimaan paska masa orientasi ? hal ini membuka peluang “tawar menawar” antara birokrat dengan penerima beasiswa yang lebih besar dan mengakibatkan “tidak tepat” sasaran dalam penyaluran beasiswa bidik misi.

Dimana program yang digelontorkan dalam rangka seratus hari kerja mendiknas ini harus dikawal dengan baik sesuai dengan amanat konstitusi 1945, UU Sisdiknas No 20 thn 2003, PP 48 tahun 2008 ttg pendanaan pendidikan, PP 66 ttg perubahan atas peraturan pemerintah ttg pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan, Program Kabinet  Indonesia II, permen no 34 thn 2006 ttg penghargaan bagi siswa berprestasi, permen no. 34 tahun 2010 ttg pola penerimaan mahasiswa baru program sarjana pd perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh pemerintah, permen no 30 thn 2010 ttg pemberian bantuan biaya pendidikan kepada peserta didik yang orang tua/walinya tidak mampu membiayai pendidikan. Tetap Kritis untuk Unila yang Lebih Baik…!!

8 Okt 2011
Didepan gedung Teknik Mesin (Asis, Sefrizal, Candra, Dian, tiga orang penerima bidik misi angkatan 2010)

Friday, October 7, 2011

Rangkuman Simpul Intelegensia KAMMI Komisariat Unila Part III


Roadmap Gerakan Internal
Agenda
Oktober
November
Desember

1
Diskusi isu-isu strategis sesama kader














2
Diskusi dengan teman2 rusunawa














3
Propaganda  Isu Rusunawa














4
Propaganda Isu Rumah Sakit Pendidikan dan KKN














5
Training Manajemen Aksi














6
Diskusi: Akuntabilitas Kampus














7
KunjungankeLampost, Radar, Tribun, RRI, dll














8
Training AdvokasiAnggaran














9
Training JurnalismeInvestigatif














10
Festival Film SumpahPemuda (Menguak peran perguruan  Tinggi)














11
Diskusi : Rumah Sakit Pendidikan














12
Diskusi : KKN














13
Sebar Pamflet Mempertanyakan Akuntabilitas Kampus














14
Kunjungan ke pihak-pihak pendukung














15
Aksi Akuntabilitas Kampus














16
Diskusi : Lembaga Audit Mahasiswa















17
Propaganda Lembaga Audit Mahasiswa














18
Kunjungan media, tokoh, elemen gerakan, memplurkan lembaga audit mahasiswa














19
Aksi goalkan lembaga audit Mahasiswa















Membangun Integrasi  Gerakan dan Kajian

Ada dua focus kerja yang dibagi, temen2 humas membangun integrasi gerakan dan deal gerakan dengan pihak2 strategis, temen-temen kajian melakukan propaganda, menerbitkan gagasan baru dan meriset permasalahan yang ada bersama teman2 riset.


7 Okt 2011
Digazebo Fakultas Pertanian (Asis, Dian, Putri, Candra, Nurul)

Wednesday, October 5, 2011

Rangkuman Simpul Intelegensia KAMMI Komisariat Unila Part II



Peran Lembaga Audit Mahasiswa Terhadap Kemerdekaan Gerakan Mahasiswa di Kampus Hijau

Berbicara mengenai audit, kita mengenal banyak sekali lembaga audit seperti BPK, Lembaga Informasi Publik daerah, dll. Lalu bagaimana dengan lembaga audit mahasiswa? Apakah semua mahasiswa bisa melakukan audit. Tentu tidak….

Pada pelaksanaannya nanti, kita membutuhkan mahasiswa ekonomi atau dosen terkait yang memang memiliki keilmuan pada bidangnya. Lalu apa pentingnya lembaga audit mahasiswa ? Apa bedanya dgn BPK ?
  1. Sebagai sarana pembelajaran
Kunci permasalahan universitas lampung pada hari ini tidak jauh dari transparansi, permasalahan beasiswa, dana pembangunan, APBN, APBD, SPP, dll. Maslah fasilitas yang belum tercover dengan baik, dll. Semua itu bermuara pada satu hal, yaitu pendanaan yang belum terkontrol dengan baik. Sementara sejauh ini, peran mahasiswa, baik melalui Badan Eksekutif Mahasiswa maupun gerakan eksternal belum begitu massive dalam melakukan usaha-usaha pensejahteraan mahasiswa. Lembaga audit ini nantinya mampu menjadi control social bagi pihak birokrat sekaligus sarana pembelajaran gerakan mahasiswa di kampus hijau. Mahasiswa memiliki roda gerakan yang bebas intervensi.
  1. Meningkatkan akuntabilitas universitas Lampung.
 Ketika mahasiswa memiliki roda gerakan yang bebas intervensi, maka pihak birokrat universitas lampung tidak akan mampu lagi bertindak sewenang-wenang. Akibatnya kualitas pelayanan pendidikan universita lampung akan meningkat, ,meningkatnya kualitas layanan juga akan memicu peningkatan kualitas pendidikan. Meningkatnya kualitas pendidikan universitas lampung berarti meningkatkan SDM masyarakat lampung. Meningkatkan SDM masyarakat lampung berarti meningkatkan kesejahteraan Lampung…. Subhanallah ya…. Sesuatu….. mewujudkan tri darma perguruan tinggi.

Pemerintahan mahasiswa adalah pemerintahan dari, oleh, dan untuk mahasiswa, sesuai dengan UU. Namun hari ini gerakan mahasiswa  dijinakkan oleh birokrat.,  saatnya kita bangkit dan bicara !! Hidup mahasiswa…!!! Hidup Rakyat!!

Prinsip Bola Salju

Satu jargon lama yang saya dapatkan dari suatu organisasi adalah “tandang ke gelanggang walau seorang” begitu juga prinsip sebuah gerakan. Aksi sejuta umat yang digelar d gedung DPR MPR pada tahun 1998 berawal dari generasi Jalaludin Rahmat yang hanya beberapa gelintir orang. Itulah prinsip bola salju. Terus bergerak, dan biarkan banyak orang menawarkan diri untuk bergabung dan kita siap menjadi besar. Untuk meraih sebuah bola salju yang besar diperlukan sebuah roadmap gerakan.


5 Okt 2011
Dijalanan Masuk Fakultas Ekonomi, diskusi antara : (Asis, Sefrizal, Ely, Zahra, Candra dan Putri)

Tegar di Jalan Dakwah ; Bekal Kader Dakwah di Mihwar Daulah

Problematika Internal Aktivis Dakwah



Pembahasan problematika internal lebih didahulukan dari pada pembahasan problematika eksternal karena problem terberat bagi semua jamaah dakwah adalah kendala internal. Ketika problematika internal sudah diselesaikan/dikelola dengan baik, maka amanah dakwah lebih mudah ditunaikan dan problematika eksternal lebih mudah diselesaikan.

Problematika internal yang sering dijumpai dalam jamaah dakwah adalah gejolak kejiwaan, ketidakseimbangan aktivitas, latar belakang dan masa lalu, penyesuaian diri, dan friksi internal.

Gejolak kejiwaan sebenarnya merupakan persoalan yang dimiliki oleh semua manusia biasa. Dan yang perlu disadari adalah para aktivis dakwah juga manusia biasa. Gejolak ini tidak bisa dimatikan sama sekali, tetapi perlu dikelola dengan baik agar tidak merugikan dakwah dan aktivis dakwah.

Di antara gejolak kejiwaan itu adalah: Pertama, gejolak syahwat. Banyak orang yang terpeleset oleh gejolak ketertarikan pada lawan jenis ini. Bagi mereka yang belum menikah, gejolak ini biasanya lebih besar dan lebih berpeluang “menggoda.” Kedua, gejolak amarah. Seperti kisah Khalid saat menghadapi Jahdam dan pemuka bani Jazimah, gejolak amarah ini bisa berakibat fatal termasuk bagi citra dakwah, hubungan antar aktivis dakwah, dan terjadinya fitnah di antara kaum muslimin. Ketiga, gejolak heroisme. Semangat heroisme memang bagus dan sangat perlu, tetapi ketika sudah tidak proporsional ia akan mendatangkan sikap ekstrem yang berbahaya bagi kemaslahatan dakwah dan umat. Kasus pembunuhan terhadap Nuhaik yang dilakukan Usamah bin Zaid adalah contohnya. Keempat, gejolak kecemburuan. Seperti kecemburuan Anshar pada para mualaf yang mendapatkan hampir semua ghanimah perang Hunain, sikap ini bisa berefek pada melemahnya soliditas internal jamaah. Meskipun yang dicemburui oleh Anshar sebenarnya adalah perhatian Rasulullah dan bukan materi ghanimah-nya, gejolak ini segera diselesaikan Rasulullah karena jika dibiarkan bisa berdampak negatif.


Ketidakseimbangan aktivitas juga menimbulkan problematika tersendiri. Ketidakseimbangan antara aktivitas ruhaniyah dengan aktivitas lapangan, ketidakseimbangan antara dakwah di dalam dengan di luar rumah tangga, ketidakseimbangan antara aktivitas pribadi dengan organisasi, ketidakseimbangan antara amal tarbawi dengan amal siyasi, ketidakseimbangan antara perhatian terhadap aspek kualitas dengan kuantitas SDM; semuanya bisa berakibat negatif. Tawazun atau keseimbangan yang merupakan asas kehidupan, juga harus dipraktekkan dalam kehidupan berjamaah dan oleh semua aktivis dakwah.

Latar belakang dan masa lalu aktivis yang buruk bisa pula menjadi problematika internal dakwah jika tidak dilakukan langkah-langkah solutif. Latar belakang keagamaan keluarga, misalnya. Ia bisa berbentuk lemahnya tsaqafah Islam, tekanan keluarga yang menentang aktivitas dakwah, dan kerancuan dalam orientasi kehidupan. Sedangkan masa lalu yang “jahiliyah” bisa membawa dampak yang kurang menguntungkan bagi kredibilitas sang aktivis dakwah. Solusi atas problem ini terangkum dalam kata “mujahadah.” Bagaimana seorang aktivis melakukan muhasabah, menyadari kelemahannya dan melakukan perbaikan diri. Masa lalu memang tidak bisa diubah, tetapi pengaruhnya bisa dikendalikan.


Problematika internal yang keempat adalah penyesuaian diri. Yakni penyesuaian diri terhadap karakteristik pendekatan dan sikap dakwah yang melekat pada masing-masing marhalah dan orbit dakwah. Sebagaimana corak dakwah yang berbeda antara fase Makkiyah dan Madaniyah, bahkan masa sirriyah dan jahriyah pada fase Makkah yang juga berbeda, dakwah saat ini juga mengalami hal yang sama; ada tahap-tahapnya. Antara mihwar tanzhimi yang berkonsentrasi pada konsolidasi internal dan mihwar muassasi yang konsen pada perjuangan politik membuat beberapa kader dakwah tidak mampu menyesuaikan diri. Hambatannya bisa karena sifat “kelambanan” kemanusiaan, kecenderungan jiwa, keterbatasan dan perbedaan tsaqafah, sampai keterbatasan kapasitas. Untuk mengatasi problem ini dibutuhkan peran kelembagaan dakwah. Jamaah dakwah perlu melakukan persiapan perubahan fase dakwah, mensosialisasikan cara pandang yang disepakati tentang batas-batas pengembangan dakwah sehingga jelas mana yang termasuk pengembangan (tathwir) dan mana yang termasuk penyimpangan (inhiraf). Jamaah dakwah juga harus mendefinisikan mana yang asholah dan tsawabit, serta mana yang mutaghayyirat.

Problem internal kelima adalah friksi internal. Friksi ini bisa timbul dari lingkungan yang kecil seperti intern sebuah lembaga dakwah, atau antar lembaga, atau antar personal pendukung dakwah. Banyak gerakan dakwah yang harus tutup usia dan kini tinggal nama karena problematika ini. Friksi dalam sejarah dakwah memberi beberapa pelajaran penting bagi kita: bahwa friksi merupakan indikasi kelemahan proses tarbiyah, friksi menandakan adanya kelemahan dalam penjagaan diri para aktivis dakwah, restrukturiasi dakwah tepat dilakukan terhadap orang-orang yang telah memahami karakter dakwah itu sendiri, friksi juga bukti keberadaan ego manusia, penumbuhan al-wa’yul islami (kesadaran berislam) dan al-wa’yu ad-da’awi (kesadaran dakwah) lebih utama dibandingkan sekadar meletupkan hamasah (semangat) bergerak, dan sangat mungkin friksi timbul karena hadirnya pihak ketiga yang sengaja “memecah” jamaah.

Problematika Eksternal Dakwah
Problematika eksternal dakwah yang bisa menjadi bahaya besar bagi kebaikan bangsa dan masyarakat Indonesia, khususnya umat Islam meliputi problematika spiritual dan kultural, problematika moral, dan problematika sistemik.

Di antara problematika dakwah di Indonesia yang menyangkut aspek spiritual dan kultural adalah: berhala-berhala modern baik berupa teknologi yang dijadikan rujukan kebenaran, sains yang diabsolutkan, materi yang ditaati, maupun kekuasaan yang dipuja-puja; syirik, khurafat dan tahayul yang masih merebak di masyarakat; globalisasi dan dialektika kultural; serta tradisi baik yang sudah tergerus dan tergantikan dengan budaya negatif efek perkembangan peradaban.

Problematika moral di antaranya adalah minuman keras dan penyalahgunaan obat-obatan, penyelewengan seksual, perjudian dan penipuan, serta tindakan brutal dan kekerasan.

Sedangkan yang dimaksudkan dengan problematika sistemik adalah korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN), kemiskinan, kebodohan, dan ancaman disintegrasi bangsa.

Daya Tahan di Medan Dakwah

Dakwah yang merupakan jalan panjang dan lintas generasi niscaya memerlukan daya tahan yang permanen. Bagi, individu kader dakwah daya tahan ini jug harus dimiliki agar tetap istiqamah sampai mengakhiri sejarah kehidupannya dengan husnul khatimah. Untuk itu, paling tidak ada lima faktor yang perlu dimiliki para aktivis dakwah untuk merealisir daya tahan di medan dakwah: menguatkan dan membersihkan motivasi, menggapai derajat iman, menggandakan kesabaran, kekuatan ukhuwah, dan dukungan soliditas struktur.

Untuk menguatkan dan membersihkan motivasi kita perlu selalu memahami makna ikhlas dan berupaya mencapainya dengan jalan: senantiasa memperbaharui niat, berusaha keras menunaikan kewajiban, berusaha keras mewujudkan kecintaan kepada Allah, merasakan pengawasan Allah, dan hati-hati dalam beramal.

Untuk mencapai derajat iman kita perlu : memiliki orientasi rabbani, yakni menjadikan seluruh aktivitas selalu berorientasi kepada Allah, dan sebaliknya, berhati-hati terhadap orientasi duniawi. Jika kita mampu mencapai derajat iman ini, maka Allah menjanjikan kemenangan atas musuh, jaminan bahwa orang-orang kafir takkan menguasai, mendapatkan izzah, mendapatkan kehidupan dan rezeki yang baik, menjadi khalifah di muka bumi, serta mendapatkan surga di akhirat nanti.

Untuk bisa menggandakan kesabaran kita perlu memberikan dorongan jiwa untuk mengejar dengan sungguh-sungguh faedah-faedah yang ditimbulkan oleh kesabaran, dan betapa besar buahnya bagi agama dan keduniaan kita serta melawan pengaruh hawa nafsu. Jika kesabaran telah kita miliki maka kita akan mendapatkan hikmahnya yang luar biasa: dijadikan pemimpin, pahala yang besar, kebersamaan Allah, dan mendapatkan berbagai macam kebaikan karena sabar.

Untuk membangun ukhuwah kita perlu memotivasi diri dengan keteladanan ukhuwah di zaman kenabian lalu memperbaiki hubungan sesama aktivis dakwah berlandaskan cinta dan kasih sayang. Kita juga harus meminimalisir penghambat-penghambat ukhuwah. Jika kekuatan ukhuwah ini terbangun kokoh, maka daya tahan kita sebagai aktivis dakwah maupun daya tahan jamaah di medan dakwah akan semakin kokoh.

Sedangkan upaya membangun soliditas struktur paling tidak meliputi konsolidasi manajerial dan konsolidasi operasional. Konsolidasi manajerial dilakukan dengan penataan manajemen yang bagus dan profesional dalam setiap jalur dan lini. Selain mengambil prinsip-prinsip dari Al-Qur’an dan Hadits, prinsip manajemen modern juga bisa diterapkan. Konsolidasi operasional dimaksudkan untuk mensinkronkan berbagai kegiatan dalam skala gerakan, sekaligus senantiasa mengarahkan gerak dakwah kepada tujuan yang ditetapkan. Selain itu, untuk membangun soliditas struktur perlu menghindari hal-hal yang bisa merusaknya yaitu munculnya sekat komunikasi dan lemahnya imunitas struktural (mana’ah tanzhimiyah).

Yang Tegar di Jalan Dakwah
Jalan dakwah ini pasti dipenuhi dengan beragam kesulitan, hambatan, rintangan, tribulasi. Para aktifisnya akan berhadapan dengan beragam mihnah, sebagaimana para dai generasi sebelumnya sejak Rasulullah dan para sahabatnya, tabi’in, tabiit tabi’in, dan seterusnya.

Di antara mihnah itu ada yang berupa ejekan, gelombang fitnah, teror fisik, manisnya rayuan, tekanan keluarga, keterbatasan ekonomi, kemapanan, sampai kekuasaan. Kader dakwah harus tegar dalam menghadapi semua mihnah itu.

Agar tegar dalam menghadapi ejekan, sadarilah bahwa ejekan kepada Rasulullah jauh lebih hebat; maka biarkan saja semua orang mengejek, tidak perlu diladeni. Agar tegar dalam menghadapi fitnah, tetaplah bekerja dan beramal maka umat akan tahu siapa yang benar dan siapa yang tukang fitnah. Agar tegar dalam menghadapi teror fisik, tawakallah kepada Allah dan berdoalah senantiasa, di samping persiapan lain yang juga perlu dilakukan oleh struktur dakwah. Agar tegar dalam menghadapi manisnya rayuan, jagalah keikhlasan dan senantiasa memperbarui niat, waspada dan tetap bersama jamaah. Agar tegar dalam menghadapi tekanan keluarga, ketegasan harus diutamakan . Iman tidak bisa ditukar dengan keluarga, jika memang itu pilihannya. Agar tegar dalam kondisi kekurangan/keterbatasan ekonomi, bersabar adalah kuncinya. Kekuatan ukhuwah sesama aktivis dakwah juga berperan penting untuk menjaga kita tetap tegar. Agar tegar dalam kemapanan harus memiliki paradigma semakin banyak kekayaan, semakin banyak kontribusi bagi dakwah. Maka yang diteladani adalah Utsman bin Affan dan Abdurrahman bin Auf. Agar tegar di puncak kekuasaan, kelurusan orientasi perjuangan, ketaatan pada manhaj dakwah Rasulullah dan keyakinan akan janji-janji-Nya. Dan pada semua mihnah, kedekatan dengan Allah dan tawakal kepada-Nya merupakan kunci utama agar tegar di jalan dakwah!

Tuesday, October 4, 2011

Rangkuman Simpul Intelegensia KAMMI Komisariat Unila Part I

Fokus Isu Departemen Vs Pilrek

Setiap masa memiliki pahlawannya, setiap fase memiliki ritme geraknya, begitu juga dengan kebijakan public KAMMI Komisariat Unila yang dari awal waktu memiliki focus isu pengawalan “korupsi pendidikan” dalam hal ini berfokus pada pengawalan pemilihan rektor pada satu semester awalnya. Melihat peta pemilihan rektor pada hari itu dan menimbang langkah perbaikan pada kampus universitas Lampung maka KAMMI Komisariat Unila menentukan sikap untuk berada pada posisi tengah dan kemudian mendekat kepada pihak yang kalah untuk kemudian meng-goalkan ide lembaga audit mahasiswa seperti apa yang telah diperjuangkan oleh saudara-saudara kita di UI dan untirta.

Wacana Lembaga Audit Mahasiswa

Penggelontoran isu lembaga audit mahasiswa tidak serta merta dilakukan begitu saja, anmun kita lakukan secara bertahap, dngn harapan tiga bulan kedepan isu tersebut sudah muncul kepermukaan. Beberapa isu strategis yang kemudian mudah kita garap dan bias mengantarkan kita pada isu lembaga audit mahasiswa dipilih, tiga isu utama yang akan kita gawangi pada waktu dekat adalah :
  1. pembahasan bidik misi, terkait tempat tinggal peserta bidik misi di rusunawa,
  2. pembahasan terkait RS pendidikan Unila dimana tender termurah seharga 47 milyar, namun tender yang menang seharga 52 milyar yang disinyalir ada hubungannya dengan pemenangan pilrek,
  3. pembahasan terkait dana KKN yang bias mengantarkan kita pada isu strategis audit kampus. Disinyalir universitas lampung menerima kucuran dana dari pemprov, pemkot, dan pemkab dalam kegiatan KKN namun tidak ada transparansi dana hingga hari ini.
Ketiga isu tersebut diharapkan dapat menjadi bola salju dalam penggawanagan isu lembaga audit mahasiswa.

Fokus Biro Internal dan Eksternal 

Perjalanan KAMMI Komisariat Unila dari awal januari hingga saat ini belum meninggalkan budaya gerakan, oleh karena itu kerja keras sangat diperlukan pada tiga bulan terakhir dalam upaya menelurkan tradisi gerakan. Melihat kondisi tersebut, ketua Umum KAMMI Komisariat Unila mengeluarkan sebuah SK terkait Biro Internal dan Biro Eksternal yang merupakan coordinator isu internal dan eksternal. Diharapkan dengan pembagian ini dapat memasifkan langkah gerak KAMMi Komisariat unila dan memberikan warisan gerakan yang baik untuk generasi mendatang. Adapun isu internal yang dimaksud adalah isu2 dalam kampus dan isu ekaternal adalah isu2 luar kampus.

4 Okt 2011

Dibawah Pohon Rindang FKIP bersama Rusli, Asis, Azzam, Dani, Putri, Dewi, Candra dan Nurul

Saturday, October 1, 2011

Untuk yang Merasa Lelah


Untuk yang Merasa Lelah


Ukhti, dulu ana merasa semangat saat aktif dalam dakwah. Tapi belakangan rasanya semakin hambar. Ukhuwah makin kering. Bahkan, ana melihat ternyata ikhwah banyak pula yang aneh-aneh…”  (begitu keluh kesah seorang kader dakwah kepadaku di suatu sore.
Aku hanya terdiam, mencoba terus menggali semua kecamuk dalam diri ikhwah ini.).

 “Lalu, apa yang ingin antum lakukan setelah merasakan semua itu?” (sahut ku setelah sesaat termenung.).

 “Ana ingin berhenti saja, keluar dari tarbiyah ini. Ana kecewa dengan perilaku beberapa ikhwah yang justru tak islami. Juga dengan organisasi dakwah yang ana geluti;kaku
dan sering mematikan potensi anggotanya. bila begini terus, ana lebih baik sendiri saja..” (jawab ikhwah itu. Aku termenung kembali. Tak kutampakkan raut terkejut dari roman wajahku.).

 “ukhti, bila suatu kali antum naik sebuah kapal mengarungi lautan luas, kapal itu ternyata sudah amat bobrok. Layarnya banyak berlubang, kayunya banyak yang keropos bahkan kabinnya bau kotoran manusia.Lalu, apa yang antum lakukan untuk tetap sampai pada tujuan ?” (Tanyaku dengan kiasan. Ikhwah itu terdiam ).

 “Apakah antum memilih untuk terjun ke laut dan berenang sampai tujuan?” (Aku memberi opsi).
 “Bila antum terjun ke laut, sesaat antum akan merasa senang. Bebas dari bau kotoran manusia, merasakan kesegaran air laut, atau bebas bermain dengan Lumba-Lumba. Tapi itu hanya sesaat. Berapa kekuatan antum untuk berenang sampai ketujuan? Bagaimana bila ikan Hiu datang? Dari mana antum mendapat makan dan minum? bila malam datang, bagaimana antum mengatasi hawa dingin? (Serentetan pertanyaan kuhamparkan di depan akhwat tersebut.).

(Kudengar tangisnya tersedu. Tak kuasa rasa hatinya menahan kegundahan sedemikian. Kekecewaannya kadang memuncak, namun aku justru tak memberi jalan keluar yang sesuai dengan keinginannya.).
Ukhti, apakan antum masih merasa bahwa jalan dakwah adalah jalan yang paling utama menuju ridho Allah SWT ?” (Ia hanya mengangguk).
Bagaimana bila ternyata mobil yang antum kendarai dalam menempuh jalan itu ternyata mogok? antum akan berjalan kaki meninggalkan mobil itu tergeletak di jalan, atau mencoba memperbaikinya? ( tanyaku lagi. Sang ikhwah tetap terdiam dalam sesunggukkan tangis perlahannya.)

(Tiba-tiba ia mengangkat tangannya), ”cukup ukh, cukup. Ana sadar. maafkan ana, InsyaAlloh ana akan tetap istiqomah. Ana berdakwah bukan untuk mendapatkan medali kehormatan. Atau agar setiap kata-kata ana diperhatikan,. Biarlah yang lain dengan urusan pribadi masing-masing. Biarlah ana tetap berjalan dalam dakwah. Dan hanya jalan ini saja yang akan membahagiakan ana kelak dengan janji-janji-Nya. Biarlah segala kepedihan yang ana rasakan jadi pelebur dosa-dosa ana…” (azzam-nya di hadapanku).

(Aku Tersenyum). “Ukhti, jama’ah ini adalah jama’ah manusia. Mereka adalah kumpulan insan yang punya kelemahan. Tapi di balik kelemahan itu, masih amat banyak kebaikan yang mereka miliki. Mereka adalah pribadi-pribadi yang menyambut seruan untuk berdakwah. Dengan begitu, mereka sedang berproses menjadi manusia terbaik pilihan..” (papar ku).

Bila ada satu dua kelemahan dan kesalahan mereka, janganlah hal itu mendominasi perasaan antum. Sebagaimana Alloh Ta’ala menghapus dosa manusia dengan amal baik mereka, hapuslah kesalahan mereka di mata antum dengan kebaikan-kebaikan mereka terhadap dakwah selama ini. Karena di mata Alloh, belum tentu antum lebih baik dari mereka.

Futur, Mundur, kecewa atau bahkan berpaling menjadi lawan bukanlah jalan yang masuk akal. Apabila setiap ketidaksepakatanselalu disikapi dengan jalan itu?”
(sambungku panjang lebar. Kudapati ia termenung kembali. Azzamnya memang kembali menguat. Namun ada satu hal tetap bergelayut di hatinya).

Tapi, bagaimana ana bisa memperbaiki organisasi dakwah dengan kapasitas ana yang lemah ini?” (sebuah pertanyaan konstruktif akhirnya muncul juga. ^^)
 “Siapa bilang kapasitas antum lemah? semua manusia punya kapasitas yang berbeda. Namun tak ada yang bisa menilai bahwa yang satu lebih baik dari yang lainnya!” (sahutku).

Bekerjalah dengan ikhlas. Berilah tausyiah dalam kebenaran, kesabaran, dan kasih sayang pada semua ikhwah yang terlibat dalam organisasi itu. Karena peringatan selalu berguna bagi orang yang beriman. Bila ada sebuah isu atau gosip, tutuplah telinga antum dan bertaubatlah. Singkirkan segala ghibah antum terhadap saudara antum sendiri. Dengan itulah, Bilal yang yang mantan budak hina menemukan kemuliaannya….

Sore itu sang akhwat menyadari kesalahannya. Ia bertekad untuk tetap berputar bersama jama’ah dalam mengarungi jalan dakwah.
 ***

Kembalikan semangat itu saudaraku, jangan biarkan asa itu hilang. Dihempas gersangnya debu ‘wahn’ yang begitu kencang menerpa. Biarkan amal-amal ini semua menjadi saksi, sampai kita diberi satu dari dua kebaikan oleh Allah SWT yaitu KEMULIAAN atau MATI SYAHID.

Ikhwah..,
Jalan ini, seberat dan sesulit apapun itu, seorang mukmin sejati akan senantiasa menikmati dan mencintainya. Dalam menjalaninya, kita akan dapat merasakan manisnya jalan ini, rasa manis yang akan memudahkan semua kesulitan, meringankan beban berat, menabahkan kita untuk terus menapaki dan mendakinya, dan menjadikan kita ridho terhadap-Nya, bahkan ketika melewati masa terpahit dan hari terberat sekalipun. Kita akan selalu ingatkan siapa saja yang berniat mundur dari jalan ini:
Sesungguhnya akibat dari pengunduran diri adalah keburukan. Apalagi bagi orang yang telah mengerti kebenaran lalu berpaling dari-Nya. Bagi orang yang telah merasakan manisnya kebenaran lalu tenggelam dalam kebatilan. Sesungguhnya membatalkan janji kepada Alloh termasuk dosa yang besar di sisi Alloh dan hina di pandangan orang-orang yang beriman..

Sesungguhnya kita akan menemui masa-masa sulit, masa-masa yang melelahkan, dan berbagai ujian. Padahal kita tengah berada dan berjalan di atas jalan kebenaran dan disibukkan berbagai aktivitas dakwah. Tapi kita meyakini bahwa teguh di atas jalan ini dan sabar menghadapi berbagai cobaan, niscaya kepedihan akan sirna, kelelahan akan hilang, dan yang tersisa bagi kita adalah ganjaran dan pahala…

Kita selau menyadari bahwa sesungguhnya amal islami bukanlah aktivitas sesaat.. amal islami bukanlah aktivitas yang cukup dikerjakan disaat kita memiliki waktu luang dan bisa ditinggalkan saat kita sibuk. Sekali-kali tidak! Amal islami terlalu mulia dan agung..

Sesungguhnya celah tidakakan pernah tertutup… kekurangan tidak akan pernah hilang, dan yang ma’ruf tidak akan pernah terwujud kecuali dengan amal…

Di sinilah peran kita…ya, peran kita semua, saudaraku.

Tentu saja, kata-kata bukan sekedar untuk diucapkan, tetapi ia untuk dipahami dan diamalkan. Kita paham dan sadar bahwa agama ini hanya akan tegak di atas orang-orang yang memiliki azzam yang kuat. Ia tidak akan tegak di atas pundak orang-orang yang lemah dan suka berhura-hura, tidak akan pernah!

 Tidak akan pernah tegak agama ini hanya dengan ragu-ragu, termangu menjali mimpi tanya tanpa gerak maju,, Tidak akan pernah tegak mimpi ini tanpa kerja nyata dan tercengan jeratan angan hampa.

Ada nasehat yang luar biasa dari Ibnul Qayyim rahimahullah,,,
Wahai orang yang bersemangat banci..! Ketahuilah, yang paling lemah di papan catur adalah bidak. namun jika ia bangkit, ia bisa berubah menjadi mentri bahkan ’ster’.

Nasehat tersebut sangat mengena buat kehidupan kita… Betapa sering kita memiliki semangat yang banci dalam mengemban dan menapaki jalan ini, bukan semangat yang membaja. Kita hanya mau aktif dalam ‘zona nyaman’. kita menjadi militan karena lingkungan memang membentuk seperti itu, tapi sebenarnya kita rapuh. Kita sering dan mudah sekali mengeluh dan mengeluh.
Padahal kita belum mencoba berbut sesuatu. Semoga Alloh merahmati orang yang telah mengucapkan kalimat berikut:
Wahai orang yang meminang bidadari surga tetapi tidak memiliki sepeserpun semangat, janganlah engkau bermimpi, telah sirna manisnya masa muda dan yang tersisa hanyalah kepahitan dan penyesalan.” ^^


Jika kesusahan adalah hujan
Dan kebahagiaan adalah mentari
Kita tetap membutuhkan keduanya
Untuk Melihat indahnya pelangi

Begitulah aku mengibaratkan Ukhuwah ini
Senantiasa saling melengkapi satu dengan lainnya
Dan tak ku nafikan jika ada kekurangan di dalamnya
Karena itulah ruang pemakluman ini begitu terbuka luas untuknya.
Dan aku senantiasa belajar untuk dapat memahaminya semoga begitu juga denganmu….^^

*Edelweis, 1 Oktober 2011.