Wednesday, December 21, 2011

Refleksi Hari Ibu (22 Des 2011) : (Tidak) Perlu Menunggu Hari Ibu


Tidak Perlu Menunggu Hari Ibu

oleh: Sekretaris Departemen Kaderisasi KAMMI UNILA


Hari Ibu mempunyai sejarah yang berbeda untuk setiap negara dan tanggal pelaksanaannya pun berbeda. Di Bangladesh, Hari Ibu diselenggarakan pada minggu kedua bulan Mei. Beberapa ibu diberi “Ratnagarwa Ma Award“ yang ditujukan untuk mengakui seorang ibu dan peran penting yang mereka mainkan di masyarakat Bangladesh. Di Inggris dan Irlandia, Hari Ibu disebut dengan  istilah Mothering Sunday yang jatuh pada minggu ke empat bulan Lent, tepatnya 3 minggu sebelum hari Paskah. Negara Afrika mengadopsi konsep Hari Ibu dari tradisi orang-orang Inggris. Sedangkan untuk Indonesia sendiri, Hari Ibu dirayakan pada tanggal 22 Desember dan ditetapkan sebagai perayaan nasional.

Sejarah Hari Ibu di Indonesia diawali dari pertemuan para pejuang wanita, dengan mengadakan Kongres Perempuan yang diselenggarakan di Yogyakarta pada tanggal 22-25 Desember 1928. (tahun yang sama dengan Sumpah Pemuda). Pada tanggal 22 Desember 1928 organisasi-organisasi perempuan (didirikan tahun 1912 yang diilhami oleh para pahlawan wanita abad-19 seperti Cut Nyak Dien, Cut  Mutiah, R.A Kartini, dkk), membentuk Kongres Perempuan yang dikenal sebagai Kongres Wanita indonesia (Kowani). Kongres ini bisa dikatakan merupakan imbas dari peristiwa Sumpah Pemuda kepada kalangan perempuan, terjadi hanya sekitar 2 bulan setelahnya. Ada semacam  semangat dan tanggung jawab untuk menyamakan derap agar dapat berkontribusi untuk bangsa dan negara.  Presiden Soekarno kemudian menetapkannya  melalui Dekrit Presiden No. 316 tahun 1959, bahwa tanggal 22 Desember adalah Hari Ibu dan dirayakan secara nasional hingga kini.

Hari ibu di Indonesia adalah sebuah peringatan tentang semangat dan perjuangan perempuan-perempuan Indonesia, apakah  ia seorang ibu, seorang isteri, atau  yang belum menjadi ibu, tidak akan pernah menjadi ibu, dan bukan seorang isteri, dalam  upaya perbaikan kualitas bangsa ini.
Semangat hari ibu di Indonesia sebenarnya lebih sarat dengan pesan pemberdayaan, dan bukan sebaliknya sekedar ungkapan cinta dan penghargaan kepada ibu yang sudah seharusnya dilakukan setiap saat, tidak harus menunggu  momen yang datangnya hanya sekali dalam setahun, dengan simbolisasi penghargaan yang tidak sepadan pula.

Memang tidak ada yang salah dengan kemuliaan seorang Ibu. Islam, sejak keberadaannya dan sejak dibawa oleh Rasulullah, telah meletakkan posisi seorang ibu sangat tinggi. Ibu, ibu, ibu, baru kemudianlah seorang ayah, yang wajib dihormati oleh seorang anak, begitu hadits Rasulullah SAW yang sudah terkenal. Pemuliaan kepada seorang ibu terjadi setiap waktu, bukan hanya satu hari saja. Bahkan Allah SWT mengabadikan perintahnya dalam QS. Al Ahqaaf 46:15, ”Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada kedua orang ibu bapaknya, ibunya telah mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula)…” 

Sebuah kalimat bijak yang mengungkap bahwa, ibu sebagai tiang berdirinya negara. Negara dapat tegak berdiri karena berdirinya sekelompok manusia yang semakin hari semakin banyak jumlahnya, dan bertebaran di berbagai belahan dunia. Jumlah kelompok yang banyak itu semuanya terlahir dari rahim kaum ibu.

Tugas keibuan sebenarnya adalah tugas yang full time, bukan berarti ayah sebagai pencari nafkah tak ikut serta bertanggungjawab. Tidak ada satu jenis pekerjaan pun yang dapat merampas seorang ibu dari tugas keibuannya, dan tidak ada seorang pun yang dapat mengambil alih tugas keibuaan tersebut (Dr. A. Majid Katme). Pernyataan tersebut memuat penghargaan tentang peran ibu yang dinilai sebagai peran yang tak tergantikan. Mengapa peran ibu tak tergantikan? Karena ibu merupakan sekolah pertama bagi anak-anaknya. Pertumbuhan generasi suatu bangsa pertama kali berada di tangan ibu. Di tangan seorang ibu pulalah pendidikan anak ditanamkan dari usia dini.

Karena begitu pentingnya peran ibu dalam membentuk karakter serta menanamkan nilai-nilai sejak dini, maka diperlukan ibu yang cerdas. Proses pewarisan nilai kepada genarasi baru senantiasa memerlukan keteladanan dari pelakunya. Artinya, untuk melahirkan sebuah genarsi baru yang unggul dan berkualitas, memerlukan sosok ibu yang berkualitas dan cerdas. Para ibu inilah yang akan sanggup melakukan pewarisan nilai-nilai kebaikan secara generatif kepada anaknya.

Sosok ibu yang cerdas itu bukan hanya cerdas secara nilai-nilai akademis, namun juga diharapkan cerdas secara emosi, akhlak dan spiritual. Karena seorang ibu bukan hanya menghadirkan anak-anak yang cerdas saja, melainkan melahirkan anak-anak yang optimal dari berbagai segi: biofisik, psikososial, kultural dan ruhiyah.

Untuk menjadi ibu yang cerdas, diperlukan ilmu pengetahuan dan keterampilan. Selain dorongan dari ibu itu sendiri dan keluarga, peran pemerintah atau negara dalam memfasilitasinya sangat diperlukan, karena generasi yang berkualitas akan menjadi ujung tombak suatu negara. Tidak sedikit tokoh yang sukses karena peran seorang ibu yang cerdas di belakangnya.  Mungkin nama para ibu ini tidak pernah tercatat dalam sejarah. Namun anak-anak mereka tercatat dengan tinta emas.  Dan itu cukup menjadi bukti eksistensi ibu.

Dalam hal ini, pemerintah memiliki tugas penting, yaitu menjamin agar ibu bisa menjalankan peran keibuannya dengan sempurna.  Bukan malah mendorong ibu untuk bekerja ke luar negeri dengan memberikan julukan pahlawan devisa.  Itu sama artinya negara ini tengah menjual masa depannya.

Tugas negara pula untuk menjamin pendidikan para ibu. Pendidikan dengan kurikulum yang tepat.  Agar para ibu tidak hanya menjadikan materi sebagai orientasi hidupnya.  Namun sesungguhnya, ibu punya tanggung jawab besar di pundaknya untuk masa depan bangsa.  Maka, memang tidak salah kalau dikatakan perempuan adalah tiang negara.  Bila tiang itu roboh, maka tunggulah waktu keruntuhan negara tersebut.

Bila harus menuliskan bagaimana kasih sayang ibu tercurah, mungkin perlu berjuta-juta kalimat. Itu sebabnya seluruh negara di dunia memiliki tanggal masing-masing untuk memperingati Hari Ibu. Namun, tidak perlu menunggu Hari Ibu untuk menyatakan rasa sayang pada ibu kita. Tidak perlu menunggu Hari Ibu tiba untuk memberi beliau hadiah. Tidak perlu menunggu Hari Ibu untuk merayakan Hari Ibu, karena setiap hari kita sudah merayakannya dengan mendo’akannya (yang merupakan sebuah kado indah untuk ibu kita).
Dan, tidak perlu menunggu hari Ibu tiba, untuk sekedar mengucapkan ‘I Love u, Mom...’

Thursday, November 24, 2011

Bagaimana Karakteristik Kader Dakwah

Bagaimana Karakteristik Kader Dakwah

Sekretaris Kaderisasi KAMMI Unila 2011


 “Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan (dakwah), menyuruh berbuat yang ma’ruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS.3:104 )


Kader adalah aset termahal bagi sebuah gerakan dakwah (atau organisasi apapun). Setiap organisasi, jama’ah, suatu perkumpulan atau suatu komunitas tidak bisa lepas dari yang namanya kader. Tidak bisa disebut jamaah atau komunitas jika hanya ada seorang pimpinan tanpa ada pengikut (kader). Sebagus apapun seorang pimpinan, jika ia tidak memiliki kader-kader yang handal dan militan, maka lambat laun akan menjadi orang yang kalah. Pun dengan gerakan dakwah, dia harus memiliki kader yang solid, yang bisa diandalkan dan teruji militansinya, tidak mudah goyah dan luntur idealismenya hanya karena remeh temeh permasalahan hidup. Jika suatu jamaah atau organisasi memiliki kader-kader yang berkualitas, maka ia akan menjadi jamaah yang solid dan mampu membangun eksistensinya di tengah-tengah masyarakat dan mampu berperan aktif dalam rangka mewujudkan kesejahteraan dan kemashlahatan ummat.

Jika kita bertanya, bagaimanakah kader dakwah sesungguhnya? Maka jawabannya adalah dia harus beriman kepada Allah SWT serta beriman kepada Rasulallah SAW, dengan membenarkan apa-apa yang dibawanya tanpa keraguan sedikitpun dan meninggalkan apa-apa yang dilarangnya.

Kader dakwah adalah da’i yang siap untuk menghadapi apapun kemungkinan rintangan dan cobaan yang Alloh timpakan kepadanya. Rasulallah adalah uswah da’i yang tak pernah surut dan lelah dalam mengemban amanah-amanah Alloh dalam keadaan suka maupun duka. Kader dakwah merupakan harapan ummat yang siap melanjutkan perjuangan sampai waktu bertemu dengan Robb-nya. Setiap amal yang dilakukan akan menjadi saksi sejarah dakwah. Amal jama’i, berprasangka baik, sunguh-sunguh dalam beramal di antara kader merupakan sumber kekuatan utama dalam menatap keberhasilan. Ia juga harus mempunyai sikap yang jelas, tidak ambigu apalagi hipokrit (munafik). Sikapnya tegas dan pasti terhadap kekafiran dan kebathilan, lakum diinukum wa liya diin. Apa-apa yang dihalalkan oleh Alloh, ia halalkan, dan mengharamkan apa-apa yang telah diharamkan oleh Nya.

Seorang kader dakwah dituntut untuk militan (militansi)! Karena ia mengusung misi untuk menolong agama Alloh di muka bumi ini. Konsisten dalam dakwah, itulah yang disebut militansi. Militansi menghimpun semua kecerdasan dan keterampilan intelektual. Mental dan spirit adalah elemen penyusunnya. Kesetiaan memenuhi seruan dakwah indikasi sikap militan kader. Sikap ini membuat mereka stand by menjalankan tugas yang terpikul di pundaknya. Mereka pun dapat menunaikan tugas dengan sebaik-baiknya. Bila ditugaskan sebagai prajurit terdepan dengan segala akibat yang akan dihadapinya, ia senantiasa berada pada posnya tanpa ingin meninggalkannya sekejap pun. Atau bila ditempatkan pada bagian belakang maka ia pun akan berada pada tempatnya tanpa berpindah-pindah.


Jika suatu jamaah sudah dipenuhi kader-kader dengan karakteristik yang mengagumkan, maka jamaah tersebut akan menjadi jamaah yang terbaik di antara jamaah-jamaah manapun. Sebagaimana jamaah Rasul dan para shahabatnya yang beliau definisikan sebagai sebaik-baik jamaah, sebaik-baik zaman.
“Sebaik-baik zaman adalah zamanku, kemudian yang sesudahnya (Tabi’in), kemudian yang sesudahnya (Tabi’ut Tabi’in).”

Seorang kader haruslah menjadi pisau belati yang selalu tajam, bak kesabaran yang tak pernah padam, tuk arungi dakwah ini jalan panjang. Inilah keyakinan yang lama dijalani dalam setiap langkah hidup para da’i, yang tidak ingin berpisah dengan jalan dakwah ini walaupun sesaat.
Mari bersama perkokoh barisan dan hancurkan kebathilan, dengan terus memperbaiki kualitas diri sebagai kader dakwah! Selamat berjuang sampai Alloh memberikan syurga yang penuh harapan.


*tulisan lama,, simple, moga manfaat ^^
di Rumah Peradaban..

Friday, November 4, 2011

Susunan Acara Dauroh Marhalah 1 KAMMI UNILA (18-20 November 2011)

“Membangun Karakter Kepemimpinan Muslim Negarawan

 Jum’at, 18 November 2011 
16.00 – 17.00       Registrasi peserta
17.00 – 18.00       Pembukaan
18.00 – 19.30       Shomais (shalat, Makan & istirahat)
20.00 – 22.00       Stadium General:  “Membentuk karakter kepahlawanan Islam
22.00 – 23.00       Sosialisasi  Tata Tertib & Penugasan
23.00 – 03.30       Istirahat


Sabtu, 19 November 2011
03.30 – 04.30       Qiyamul lail dan muhasabah
04.30 – 05.30       Sholat subuh, al ma’tsurat dan kultum
05.30 – 06.30       Riyadhoh
06.30 – 07.30       Bersih-bersih, Shomais (shalat, Makan & istirahat)
07.30 – 08.00       Pengondisian peserta
08.00 – 10.00       Materi I ”Syahadatain sebagai Titik Tolak Perubahan”
10.00 – 10.15       Pengkondisian peserta
10.15 –12.15        Materi II ”Syumuliatul Islam”
12.15 – 13.00       Shomais (shalat, Makan & istirahat)
13.00– 15.00        Materi III  ”Problematika Ummat Kontemporer”
15.00 – 16.00       Isho
16.00 – 18.00       Materi IV  ”Pemuda dan Perubahan Sosial ”
18.00 – 20.00       Shomais (shalat, Makan & istirahat), Pengkondisian peserta
20.00 – 22.00       Materi V  ”Visi, Misi, Prinsip Gerakan KAMMI”
22.00 – 23.00       Pengkondisian + Evaluasi peserta
23.00 – 03.30       Istirahat


Ahad, 20 November 2011
03.30 – 04.30       Qiyamul lail dan muhasabah
04.30 – 05.30       Sholat subuh, al ma’tsurat dan kultum
05.30 – 06.30       Riyadhoh
06.30 – 07.30       Bersih-bersih, Shomais (shalat, Makan & istirahat)
07.30 – 08.00       Pengondisian peserta
08.00 – 11.00       FGD
11.00 – 12.15       Materi VI ”Management Aksi ”
12.15 – 13.00       ShoMaIs
13.00 –15.00        ”Simulasi  Aksi”
15.00 – 16.00       Isho
16.00 – 17.30       Pelantikan Peserta +  Penutupan
17.30…                 sayonara…


Keterangan:


 @ Semua peserta dauroh wajib memenuhi tata tertib sbb:
  • Peserta telah terlebih dahulu mengikuti Pra Dauroh Marhalah (Pra-DM)
  • Peserta menggunakan pakaian rapi dan formal:
Ikhwan : Memakai baju berkerah, celana panjang dan bersepatu
Akhwat : Memakai rok, baju panjang, jilbab segi-4 dan bersepatu
  • Tata tertib selanjutnya akan disepakati di forum


@ Amunisi yang dibawa:
  • Perangkat shalat
  • Al Qur’an dan Al Ma’tsurat
  • Peralatan Tulis
  • Peralatan mandi & pakaian ganti
  • Obat-obatan pribadi


@ Tugas baca dan merangkum (tulis tangan di kertas polio {minimal 2 lembar} pilih salah satu buku):
1)    Model Manusia Muslim Abad 21 (karya Anis Matta)
2)    Komitmen Muslim Terhadap Harakah (karya Fathi Yakan)


@ Tugas Hafalan (dengan artinya juga):
  • QS. Almaidah: 54
  • QS. Al Baqarah: 120


@ Kontribusi  RP. 20.000.


**Target Ruhiyah Peserta selama DM1 KAMMILA**

Shalat berjama’ah       : 5x / hari
Shalat Duha                : Setiap hari
Shalat Rawatib           : 3x / hari
Qiyamul Lail                : Setiap malam
Tilawah Qur’an           : ½ juz / hari
Al Ma’tsurat                : 2x / hari
Riyadhoh                    : setiap hari


CP Panitia:
085769645283  (Usep)
085669906691 (Firda)


...Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka dan Kami Tambahkan kepada mereka petunjuk. Dan Kami telah meneguhkan hati mereka di waktu mereka berdiri lalu mereka berkata, ‘Tuhan kami adalah Tuhan langit dan bumi; Kami sekali-kali tidak menyeru Tuhan selain Dia, sesungguhnya kami kalau demikian telah mengucapkan perbuatan yang amat jauh dari kebenaran.”
(Al-Kahfi : 13-14)

Saturday, October 29, 2011

Sampaikan Empat Tuntutan

EMPAT puluh massa yang tergabung dalam Kesatuan Akasi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Lampung menggelar aksi demonstrasi di Tugu Adipura Bandarlampung. Mereka menyampaikan empat tuntutan dalam aksi kemarin.

Pertama, pemerintah harus melakukan supervisi fungsi KPK dalam pemberantasan dan pencegahan tindakan korupsi.
Kedua, pemerintah harus melakukan reformasi birokrasi terbuka dan akuntabel, bukan hanya retorika belaka.
Ketiga, pemerintah harus menyelesaikan permasalahan PT Freeport yang telah menzalimi sebagian rakyat.
Terakhir, jika sampai 10 November 2011 belum dapat memberikan progres kerja atas problem bangsa, SBY-Boediono agar mundur dari jabatannya sebagai presiden-wakil presiden RI. (hyt/ana/nur/c2/rim)

dipublikasikan di : radarlampung
http://www.radarlampung.co.id/read/bandarlampung/43090-sampaikan-empat-tuntutan#.Tqz43yzPf8A.facebook


 Galerry Aksi Sumpah Pemuda














Monday, October 10, 2011

Pengkajian Penyelenggaraan Bidik Misi di Unila

Bidik Misi Dalam Tanda Tanya

By Candra Cahyani Gani 



Pemerintah melalui Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Kementrian Pendidikan Nasional pada tahun 2010 meluncurkan program Bidik Misi untuk memberikan bantuan biaya penyelenggaraan pendidikan dan bantuan biaya hidup kepada 20.000 mahasiswa yang memiliki potensi akademik memadai dan kurang mampu secara ekonomi di 104 perguruan tinggi penyelenggara. Pada tahun 2011 program ini kembali menerima 20.000 calon mahasiswa pada 117 perguruan tinggi penyelenggara. Universitas Lampung sebagai satu-satunya perguruan tinggi di Provinsi Lampung menjadi salah satu universitas penyelenggara  Bidik Misi sekaligus pelaksana amanat konstitusi Pasal 31 (1) UUD 1945 bahwa tiap-tiap warga Negara berhak memperoleh pengajaran.  Oleh karena itu Universitas Lampung harus memenuhi prinsip 3T (tepat sasaran, tepat jumlah, dan tepat waktu).

Transparansi anggaran

Pada pedoman pelaksanaan bidik misi, poin C Ketentuan Khusus terkait penggunaan dana, dijelaskan bahwa biaya hidup yang diserahkan kepada mahasiswa sekurang-kurangnya sebesar Rp. 600.000,00 per bulan yang ditentukan berdasarkan indeks harga kemahalan daerah lokasi PTP. Sementara bantuan biaya penyelenggaraan pendidikan yang dikelola PTP sebanyak-banyaknya Rp. 2.400.000,00 per semester per siswa. Ini berarti sesuai dengan  poin D ketentuan Umum bahwa harga satuan bantuan biaya pendidikan tahun 2011 adalah sebesar Rp. 6.000.000,00. Penerima Bidik Misi angkatan 2010 Universitas Lampung dikenakan potongan sebesar Rp. 550.000,00 dengan alasan untuk biaya pelatihan, dll yang kemudian belum ada transparansi dari pihak universitas lampung terkait pembelajaan pemotongan dana tersebut hingga sekarang. 

Keunikan juga terjadi pada pengelolaan bidik misi angkatan 2011 dimana setiap penerima bidik misi diwajibkan untuk tinggal di rusunawa, dengan dalih menjaga stabilitas prestasi mahasiswa. Jika memang hal itu menjadi alasan utama, masa mukim di rusunnawa yang hanya satu tahun tidak mampu menjamin seluruhnya, karena ada sisa mukim sepanjang 3 tahun yang diluar control rusunawa. Dan pada persyaratan bidik misi juga sudah jelas dan tegas bahwa penurunan prestasi bisa berakibat pada pemberhentian beasiswa, artinya setiap mahasiswa sudah memahami setiap konsekuensi yang harus ditanggung.

Rusunawa dan Perputaran Uang

Pembelanjaan dana bidik misi tahun 2010 diserahkan kepada setiap mahasiswa, namun tahun 2011 ini putaran dana sudah disiapkan oleh suatu sistim baru untuk berputar pada kas universitas lampung. Setiap mahasiswa diwajibkan untuk tinggal di rusunawa yang pada awalnya satu kamar dihuni oleh 2 orang @ membayar Rp. 1.500.000,00 kini dihuni oleh 4 orang @ Rp. 1.500.000,00. Artinya setiap kamar yang pada awalnya berharga Rp. 3.000.000,00 meningkat menjadi Rp 6.000.000,00.   Begitu juga aturan yang sudah didesain sedemikian rupa seperti pelarangan untuk membawa alat elektronik seperti setrika,dll. Setiap mahasiswa dibahasakan bahwa mereka tidak wajib laundry, namun tidak boleh membawa alat elektronik, apa jadinya ?? begitu juga dengan masalah catring makanan yang bersifat sunah namun dilapangan memaksa. Apakah semua itu demi dalih kenyamanan pembelajaran atau hanya suapaya ada perputaran uang pada  Universitas Lampung?  

Quota Sisa

Penyeleksian Bidik Misi Universitas lampung dilaksanakan dalam 3 gelombang, gelombang 1 melalui SNMPTN Undangan, gelombang 2 setelah penerimaan mahasiswa baru, dan gelombang 3 paska orientasi mahasiswa baru. Pertanyaan yang muncul adalah mengapa harus ada kuota sisa yang menyebabkan penerimaan paska masa orientasi ? hal ini membuka peluang “tawar menawar” antara birokrat dengan penerima beasiswa yang lebih besar dan mengakibatkan “tidak tepat” sasaran dalam penyaluran beasiswa bidik misi. 

Dimana program yang digelontorkan dalam rangka seratus hari kerja mendiknas ini harus dikawal dengan baik sesuai dengan amanat konstitusi 1945, UU Sisdiknas No 20 thn 2003, PP 48 tahun 2008 ttg pendanaan pendidikan, PP 66 ttg perubahan atas peraturan pemerintah ttg pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan, Program Kabinet  Indonesia II, permen no 34 thn 2006 ttg penghargaan bagi siswa berprestasi, permen no. 34 tahun 2010 ttg pola penerimaan mahasiswa baru program sarjana pd perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh pemerintah, permen no 30 thn 2010 ttg pemberian bantuan biaya pendidikan kepada peserta didik yang orang tua/walinya tidak mampu membiayai pendidikan. Tetap Kritis untuk Unila yang Lebih Baik…!! 

Sunday, October 9, 2011

Panitia Dauroh Marhalah 1 KAMMI UNILA 4-6 November 2011

@ Presidium Pelaksana
Ketua               Usep Suhendar    FKIP ‘08
Sekretaris        Firda Aziza            FMIPA ‘08
Bendahara        Esy Octa Utami      FKIP ‘10

SC.:     Rusli Haikal     FKIP  '07
           Basrin              FE ‘07
           Serly Susanti   FKIP ‘08


@ Sie Acara
Co.: Satria Rachmadani  FISIP ‘08

Ahmad Sulaiman    FKIP ‘07
Zahrah Meliana      FKIP’10
Komala Sari           FE ‘09
Mita Rusmiati         FE ‘10
Kartika Sari           FE ‘09
Eli Ulfa Sari           FE ‘09
Nurjayanti             FKIP ‘08
Istika Sandra S.     FKIP ‘07

SC.:     Waskito Are    FE ‘07
            Sufiroh            FKIP ‘07


@Sie HumPubDekDok
Co.:  M. Agus Sholeh     FMIPA ‘08

Wahid Priyono         FKIP ‘09
Adi Suripto              FKIP ‘09
Samai F.                 FKIP ‘08
Ratna Wulan          FKIP ‘08
Dewi Fatimah         FKIP ‘09
Rasidah Nurul        FKIP ‘09
Metalia Sari            FKIP ‘10
Esy Andriani          FISIP ‘10

SC.:     Mubarok Dinata    FE ‘07
            Vina Nurviana      FKIP ‘08



 @Sie Perlengkapan
Co.:  Ari Setiawan                 FP ‘09

Yoga Pratama               FKIP ‘09
Nurhalimah                  FKIP ‘09
Nurul Chusna               FISIP ‘09
Fitri Oki L.                     FISIP ‘10
Putri Ayu                      FKIP ‘09
Aroma Harum              FK ‘09

SC.: Asis Budi Santoso    FKIP ‘07
       Candra Cahyani        FKIP ‘10       


@Sie K3 (kedisiplinan, kesehatan, & kebersihan)
Co.: Wajid Husni          FH ‘08

M. Sudirman    
Tri Gustiani                   FT ‘09
Nurhabibah                  FP ‘09
Ghesika Tiandra            FP ‘07
Hanif Mutiara                FKIP ‘08
Nurul Hidayati               FE ‘09

SC.:    Azzam Syahroni      FKIP ‘08
          Septi Arifiana Sari   FE ‘08


@Sie Konsumsi
Co.: Bayu Pramono      FISIP ‘09

Mahfud Hudori              FMIPA ‘07
Rita Zahara                   FMIPA ‘08
Dian Utami                   FKIP ‘07
Susmi Rahayu              FKIP ‘10
Ratih Novitasari            FISIP ‘09
Wiwin Alwiningsih         FKIP ‘09
Mita Pratiwi                   FKIP ‘09

SC.:  Rahmat Nurudin     FKIP ‘07
         Martini                    FKIP ‘09


Job Description Kepanitiaan:

SC.:  All PH & AB 2
Diperkenankan memberikan arahan/ saran/ bantuan, baik konsep maupun teknis  kepada team pelaksana (sie apa pun). Agar menghubungi panitia tanpa menunggu dihubungi.


Presidium Pelaksana.:

@Ketua
  • Bertanggungjawab atas lancarnya seluruh rangkaian acara
  • Men-cek kerja di setiap sie kepanitiaan


@Bendahara
  • Bertanggungjawab atas keamanan keuangan
  • Merapikan data alur pemasukan & pengeluaran dana dengan jelas
  • Men-cek kebutuhan dana di setiap sie kepanitiaan
  • Menganggarkan pengeluaran dana secara hemat dan efisien 


@ Sekretaris
  • Bertanggungjawab terhadap surat-menyurat
  • Menyiapkan administrasi acara (ex. Daftar hadir, CV Pemateri, Lembar Observer, dll.)
  • Mengarsipkan dokumen acara


@ Koordinator.:
  • Bertanggungjawab atas setiap pekerjaan yang diamanahkan di sie-nya.
  • Me-mobile anggota dalam team / sie-nya
  • Membagi amanah kerja team dengan adil


@ Sie Acara.:
  • Bertanggungjawab menyusun&menjalankan rangkaian acara dengan tertib
  • Menyiapkan materi, pemateri, dan petugas-petugas acara
  • Mengondisikan peserta


@ Sie HumPubDekDok.:
  • Bertanggungjawab dalam mem-booming-kan acara ke seluruh penjuru
  • Mengakomodasi pemateri & peserta menuju tempat acara
  • Mendekorasi & men-setting tempat acara senyaman mungkin
  • Mendokumentasikan seluruh kegiatan acara


@ Sie Perlengkapan.:
  • Bertanggungjawab atas lengkapnya amunisi yang dibutuhkan selama acara
  • Menjaga keamanan, dan baiknya peralatan yang dipakai
  • Menyiapkan tempat acara


@ Sie Konsumsi.:
  • Bertanggungjawab atas kebutuhan makan&minum pemateri, Peserta, dan panitia yang halal dan toyyib
  • Mengatur alur / jadwal distribusi konsumsi dengan baik


@ Sie K3
  • Bertanggungjawab atas kedisiplinan, kesehatan, & kebersihan
  • Men-cek kondisi kesehatan peserta dan panitia
  • Men-cek mutaba’ah peserta dan panitia
  • Membuat tata terib dan menjalankannya, serta memberi iqob bagi yang melanggar.


CP: O85276576539 / 085658942428 / 085768543018


Sesungguhnya Alloh Membeli dari orang-orang Mukmin, baik diri maupun harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka...” (QS. At Taubah:111)

Saturday, October 8, 2011

Rangkuman Simpul Intelegensia KAMMI Komisariat Unila Part IV


Pemerintah melalui Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Kementrian Pendidikan Nasional pada tahun 2010 meluncurkan program Bidik Misi untuk memberikan bantuan biaya penyelenggaraan pendidikan dan bantuan biaya hidup kepada 20.000 mahasiswa yang memiliki potensi akademik memadai dan kurang mampu secara ekonomi di 104 perguruan tinggi penyelenggara. Pada tahun 2011 program ini kembali menerima 20.000 calon mahasiswa pada 117 perguruan tinggi penyelenggara. Universitas Lampung sebagai satu-satunya perguruan tinggi di Provinsi Lampung menjadi salah satu universitas penyelenggara  Bidik Misi sekaligus pelaksana amanat konstitusi Pasal 31 (1) UUD 1945 bahwa tiap-tiap warga Negara berhak memperoleh pengajaran.  Oleh karena itu Universitas Lampung harus memenuhi prinsip 3T (tepat sasaran, tepat jumlah, dan tepat waktu).

Transparansi anggaran

Pada pedoman pelaksanaan bidik misi, poin C Ketentuan Khusus terkait penggunaan dana, dijelaskan bahwa biaya hidup yang diserahkan kepada mahasiswa sekurang-kurangnya sebesar Rp. 600.000,00 per bulan yang ditentukan berdasarkan indeks harga kemahalan daerah lokasi PTP. Sementara bantuan biaya penyelenggaraan pendidikan yang dikelola PTP sebanyak-banyaknya Rp. 2.400.000,00 per semester per siswa. Ini berarti sesuai dengan  poin D ketentuan Umum bahwa harga satuan bantuan biaya pendidikan tahun 2011 adalah sebesar Rp. 6.000.000,00. Penerima Bidik Misi angkatan 2010 Universitas Lampung dikenakan potongan sebesar Rp. 550.000,00 dengan alasan untuk biaya pelatihan, dll yang kemudian belum ada transparansi dari pihak universitas lampung terkait pembelajaan pemotongan dana tersebut hingga sekarang. Keunikan juga terjadi pada pengelolaan bidik misi angkatan 2011 dimana setiap penerima bidik misi diwajibkan untuk tinggal di rusunawa, dengan dalih menjaga stabilitas prestasi mahasiswa. Jika memang hal itu menjadi alasan utama, masa mukim di rusunnawa yang hanya satu tahun tidak mampu menjamin seluruhnya, karena ada sisa mukim sepanjang 3 tahun yang diluar control rusunawa. Dan pada persyaratan bidik misi juga sudah jelas dan tegas bahwa penurunan prestasi bisa berakibat pada pemberhentian beasiswa, artinya setiap mahasiswa sudah memahami setiap konsekuensi yang harus ditanggung.

Rusunawa dan Perputaran Uang

Pembelanjaan dana bidik misi tahun 2010 diserahkan kepada setiap mahasiswa, namun tahun 2011 ini putaran dana sudah disiapkan oleh suatu sistim baru untuk berputar pada kas universitas lampung. Setiap mahasiswa diwajibkan untuk tinggal di rusunawa yang pada awalnya satu kamar dihuni oleh 2 orang @ membayar Rp. 1.500.000,00 kini dihuni oleh 4 orang @ Rp. 1.500.000,00. Artinya setiap kamar yang pada awalnya berharga Rp. 3.000.000,00 meningkat menjadi Rp 6.000.000,00.   Begitu juga aturan yang sudah didesain sedemikian rupa seperti pelarangan untuk membawa alat elektronik seperti setrika,dll. Setiap mahasiswa dibahasakan bahwa mereka tidak wajib laundry, namun tidak boleh membawa alat elektronik, apa jadinya ?? begitu juga dengan masalah catring makanan yang bersifat sunah namun dilapangan memaksa. Apakah semua itu demi dalih kenyamanan pembelajaran atau hanya suapaya ada perputaran uang pada  Universitas Lampung?

Quota Sisa

Penyeleksian Bidik Misi Universitas lampung dilaksanakan dalam 3 gelombang, gelombang 1 melalui SNMPTN Undangan, gelombang 2 setelah penerimaan mahasiswa baru, dan gelombang 3 paska orientasi mahasiswa baru. Pertanyaan yang muncul adalah mengapa harus ada kuota sisa yang menyebabkan penerimaan paska masa orientasi ? hal ini membuka peluang “tawar menawar” antara birokrat dengan penerima beasiswa yang lebih besar dan mengakibatkan “tidak tepat” sasaran dalam penyaluran beasiswa bidik misi.

Dimana program yang digelontorkan dalam rangka seratus hari kerja mendiknas ini harus dikawal dengan baik sesuai dengan amanat konstitusi 1945, UU Sisdiknas No 20 thn 2003, PP 48 tahun 2008 ttg pendanaan pendidikan, PP 66 ttg perubahan atas peraturan pemerintah ttg pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan, Program Kabinet  Indonesia II, permen no 34 thn 2006 ttg penghargaan bagi siswa berprestasi, permen no. 34 tahun 2010 ttg pola penerimaan mahasiswa baru program sarjana pd perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh pemerintah, permen no 30 thn 2010 ttg pemberian bantuan biaya pendidikan kepada peserta didik yang orang tua/walinya tidak mampu membiayai pendidikan. Tetap Kritis untuk Unila yang Lebih Baik…!!

8 Okt 2011
Didepan gedung Teknik Mesin (Asis, Sefrizal, Candra, Dian, tiga orang penerima bidik misi angkatan 2010)

Friday, October 7, 2011

Rangkuman Simpul Intelegensia KAMMI Komisariat Unila Part III


Roadmap Gerakan Internal
Agenda
Oktober
November
Desember

1
Diskusi isu-isu strategis sesama kader














2
Diskusi dengan teman2 rusunawa














3
Propaganda  Isu Rusunawa














4
Propaganda Isu Rumah Sakit Pendidikan dan KKN














5
Training Manajemen Aksi














6
Diskusi: Akuntabilitas Kampus














7
KunjungankeLampost, Radar, Tribun, RRI, dll














8
Training AdvokasiAnggaran














9
Training JurnalismeInvestigatif














10
Festival Film SumpahPemuda (Menguak peran perguruan  Tinggi)














11
Diskusi : Rumah Sakit Pendidikan














12
Diskusi : KKN














13
Sebar Pamflet Mempertanyakan Akuntabilitas Kampus














14
Kunjungan ke pihak-pihak pendukung














15
Aksi Akuntabilitas Kampus














16
Diskusi : Lembaga Audit Mahasiswa















17
Propaganda Lembaga Audit Mahasiswa














18
Kunjungan media, tokoh, elemen gerakan, memplurkan lembaga audit mahasiswa














19
Aksi goalkan lembaga audit Mahasiswa















Membangun Integrasi  Gerakan dan Kajian

Ada dua focus kerja yang dibagi, temen2 humas membangun integrasi gerakan dan deal gerakan dengan pihak2 strategis, temen-temen kajian melakukan propaganda, menerbitkan gagasan baru dan meriset permasalahan yang ada bersama teman2 riset.


7 Okt 2011
Digazebo Fakultas Pertanian (Asis, Dian, Putri, Candra, Nurul)

Wednesday, October 5, 2011

Rangkuman Simpul Intelegensia KAMMI Komisariat Unila Part II



Peran Lembaga Audit Mahasiswa Terhadap Kemerdekaan Gerakan Mahasiswa di Kampus Hijau

Berbicara mengenai audit, kita mengenal banyak sekali lembaga audit seperti BPK, Lembaga Informasi Publik daerah, dll. Lalu bagaimana dengan lembaga audit mahasiswa? Apakah semua mahasiswa bisa melakukan audit. Tentu tidak….

Pada pelaksanaannya nanti, kita membutuhkan mahasiswa ekonomi atau dosen terkait yang memang memiliki keilmuan pada bidangnya. Lalu apa pentingnya lembaga audit mahasiswa ? Apa bedanya dgn BPK ?
  1. Sebagai sarana pembelajaran
Kunci permasalahan universitas lampung pada hari ini tidak jauh dari transparansi, permasalahan beasiswa, dana pembangunan, APBN, APBD, SPP, dll. Maslah fasilitas yang belum tercover dengan baik, dll. Semua itu bermuara pada satu hal, yaitu pendanaan yang belum terkontrol dengan baik. Sementara sejauh ini, peran mahasiswa, baik melalui Badan Eksekutif Mahasiswa maupun gerakan eksternal belum begitu massive dalam melakukan usaha-usaha pensejahteraan mahasiswa. Lembaga audit ini nantinya mampu menjadi control social bagi pihak birokrat sekaligus sarana pembelajaran gerakan mahasiswa di kampus hijau. Mahasiswa memiliki roda gerakan yang bebas intervensi.
  1. Meningkatkan akuntabilitas universitas Lampung.
 Ketika mahasiswa memiliki roda gerakan yang bebas intervensi, maka pihak birokrat universitas lampung tidak akan mampu lagi bertindak sewenang-wenang. Akibatnya kualitas pelayanan pendidikan universita lampung akan meningkat, ,meningkatnya kualitas layanan juga akan memicu peningkatan kualitas pendidikan. Meningkatnya kualitas pendidikan universitas lampung berarti meningkatkan SDM masyarakat lampung. Meningkatkan SDM masyarakat lampung berarti meningkatkan kesejahteraan Lampung…. Subhanallah ya…. Sesuatu….. mewujudkan tri darma perguruan tinggi.

Pemerintahan mahasiswa adalah pemerintahan dari, oleh, dan untuk mahasiswa, sesuai dengan UU. Namun hari ini gerakan mahasiswa  dijinakkan oleh birokrat.,  saatnya kita bangkit dan bicara !! Hidup mahasiswa…!!! Hidup Rakyat!!

Prinsip Bola Salju

Satu jargon lama yang saya dapatkan dari suatu organisasi adalah “tandang ke gelanggang walau seorang” begitu juga prinsip sebuah gerakan. Aksi sejuta umat yang digelar d gedung DPR MPR pada tahun 1998 berawal dari generasi Jalaludin Rahmat yang hanya beberapa gelintir orang. Itulah prinsip bola salju. Terus bergerak, dan biarkan banyak orang menawarkan diri untuk bergabung dan kita siap menjadi besar. Untuk meraih sebuah bola salju yang besar diperlukan sebuah roadmap gerakan.


5 Okt 2011
Dijalanan Masuk Fakultas Ekonomi, diskusi antara : (Asis, Sefrizal, Ely, Zahra, Candra dan Putri)

Tegar di Jalan Dakwah ; Bekal Kader Dakwah di Mihwar Daulah

Problematika Internal Aktivis Dakwah



Pembahasan problematika internal lebih didahulukan dari pada pembahasan problematika eksternal karena problem terberat bagi semua jamaah dakwah adalah kendala internal. Ketika problematika internal sudah diselesaikan/dikelola dengan baik, maka amanah dakwah lebih mudah ditunaikan dan problematika eksternal lebih mudah diselesaikan.

Problematika internal yang sering dijumpai dalam jamaah dakwah adalah gejolak kejiwaan, ketidakseimbangan aktivitas, latar belakang dan masa lalu, penyesuaian diri, dan friksi internal.

Gejolak kejiwaan sebenarnya merupakan persoalan yang dimiliki oleh semua manusia biasa. Dan yang perlu disadari adalah para aktivis dakwah juga manusia biasa. Gejolak ini tidak bisa dimatikan sama sekali, tetapi perlu dikelola dengan baik agar tidak merugikan dakwah dan aktivis dakwah.

Di antara gejolak kejiwaan itu adalah: Pertama, gejolak syahwat. Banyak orang yang terpeleset oleh gejolak ketertarikan pada lawan jenis ini. Bagi mereka yang belum menikah, gejolak ini biasanya lebih besar dan lebih berpeluang “menggoda.” Kedua, gejolak amarah. Seperti kisah Khalid saat menghadapi Jahdam dan pemuka bani Jazimah, gejolak amarah ini bisa berakibat fatal termasuk bagi citra dakwah, hubungan antar aktivis dakwah, dan terjadinya fitnah di antara kaum muslimin. Ketiga, gejolak heroisme. Semangat heroisme memang bagus dan sangat perlu, tetapi ketika sudah tidak proporsional ia akan mendatangkan sikap ekstrem yang berbahaya bagi kemaslahatan dakwah dan umat. Kasus pembunuhan terhadap Nuhaik yang dilakukan Usamah bin Zaid adalah contohnya. Keempat, gejolak kecemburuan. Seperti kecemburuan Anshar pada para mualaf yang mendapatkan hampir semua ghanimah perang Hunain, sikap ini bisa berefek pada melemahnya soliditas internal jamaah. Meskipun yang dicemburui oleh Anshar sebenarnya adalah perhatian Rasulullah dan bukan materi ghanimah-nya, gejolak ini segera diselesaikan Rasulullah karena jika dibiarkan bisa berdampak negatif.


Ketidakseimbangan aktivitas juga menimbulkan problematika tersendiri. Ketidakseimbangan antara aktivitas ruhaniyah dengan aktivitas lapangan, ketidakseimbangan antara dakwah di dalam dengan di luar rumah tangga, ketidakseimbangan antara aktivitas pribadi dengan organisasi, ketidakseimbangan antara amal tarbawi dengan amal siyasi, ketidakseimbangan antara perhatian terhadap aspek kualitas dengan kuantitas SDM; semuanya bisa berakibat negatif. Tawazun atau keseimbangan yang merupakan asas kehidupan, juga harus dipraktekkan dalam kehidupan berjamaah dan oleh semua aktivis dakwah.

Latar belakang dan masa lalu aktivis yang buruk bisa pula menjadi problematika internal dakwah jika tidak dilakukan langkah-langkah solutif. Latar belakang keagamaan keluarga, misalnya. Ia bisa berbentuk lemahnya tsaqafah Islam, tekanan keluarga yang menentang aktivitas dakwah, dan kerancuan dalam orientasi kehidupan. Sedangkan masa lalu yang “jahiliyah” bisa membawa dampak yang kurang menguntungkan bagi kredibilitas sang aktivis dakwah. Solusi atas problem ini terangkum dalam kata “mujahadah.” Bagaimana seorang aktivis melakukan muhasabah, menyadari kelemahannya dan melakukan perbaikan diri. Masa lalu memang tidak bisa diubah, tetapi pengaruhnya bisa dikendalikan.


Problematika internal yang keempat adalah penyesuaian diri. Yakni penyesuaian diri terhadap karakteristik pendekatan dan sikap dakwah yang melekat pada masing-masing marhalah dan orbit dakwah. Sebagaimana corak dakwah yang berbeda antara fase Makkiyah dan Madaniyah, bahkan masa sirriyah dan jahriyah pada fase Makkah yang juga berbeda, dakwah saat ini juga mengalami hal yang sama; ada tahap-tahapnya. Antara mihwar tanzhimi yang berkonsentrasi pada konsolidasi internal dan mihwar muassasi yang konsen pada perjuangan politik membuat beberapa kader dakwah tidak mampu menyesuaikan diri. Hambatannya bisa karena sifat “kelambanan” kemanusiaan, kecenderungan jiwa, keterbatasan dan perbedaan tsaqafah, sampai keterbatasan kapasitas. Untuk mengatasi problem ini dibutuhkan peran kelembagaan dakwah. Jamaah dakwah perlu melakukan persiapan perubahan fase dakwah, mensosialisasikan cara pandang yang disepakati tentang batas-batas pengembangan dakwah sehingga jelas mana yang termasuk pengembangan (tathwir) dan mana yang termasuk penyimpangan (inhiraf). Jamaah dakwah juga harus mendefinisikan mana yang asholah dan tsawabit, serta mana yang mutaghayyirat.

Problem internal kelima adalah friksi internal. Friksi ini bisa timbul dari lingkungan yang kecil seperti intern sebuah lembaga dakwah, atau antar lembaga, atau antar personal pendukung dakwah. Banyak gerakan dakwah yang harus tutup usia dan kini tinggal nama karena problematika ini. Friksi dalam sejarah dakwah memberi beberapa pelajaran penting bagi kita: bahwa friksi merupakan indikasi kelemahan proses tarbiyah, friksi menandakan adanya kelemahan dalam penjagaan diri para aktivis dakwah, restrukturiasi dakwah tepat dilakukan terhadap orang-orang yang telah memahami karakter dakwah itu sendiri, friksi juga bukti keberadaan ego manusia, penumbuhan al-wa’yul islami (kesadaran berislam) dan al-wa’yu ad-da’awi (kesadaran dakwah) lebih utama dibandingkan sekadar meletupkan hamasah (semangat) bergerak, dan sangat mungkin friksi timbul karena hadirnya pihak ketiga yang sengaja “memecah” jamaah.

Problematika Eksternal Dakwah
Problematika eksternal dakwah yang bisa menjadi bahaya besar bagi kebaikan bangsa dan masyarakat Indonesia, khususnya umat Islam meliputi problematika spiritual dan kultural, problematika moral, dan problematika sistemik.

Di antara problematika dakwah di Indonesia yang menyangkut aspek spiritual dan kultural adalah: berhala-berhala modern baik berupa teknologi yang dijadikan rujukan kebenaran, sains yang diabsolutkan, materi yang ditaati, maupun kekuasaan yang dipuja-puja; syirik, khurafat dan tahayul yang masih merebak di masyarakat; globalisasi dan dialektika kultural; serta tradisi baik yang sudah tergerus dan tergantikan dengan budaya negatif efek perkembangan peradaban.

Problematika moral di antaranya adalah minuman keras dan penyalahgunaan obat-obatan, penyelewengan seksual, perjudian dan penipuan, serta tindakan brutal dan kekerasan.

Sedangkan yang dimaksudkan dengan problematika sistemik adalah korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN), kemiskinan, kebodohan, dan ancaman disintegrasi bangsa.

Daya Tahan di Medan Dakwah

Dakwah yang merupakan jalan panjang dan lintas generasi niscaya memerlukan daya tahan yang permanen. Bagi, individu kader dakwah daya tahan ini jug harus dimiliki agar tetap istiqamah sampai mengakhiri sejarah kehidupannya dengan husnul khatimah. Untuk itu, paling tidak ada lima faktor yang perlu dimiliki para aktivis dakwah untuk merealisir daya tahan di medan dakwah: menguatkan dan membersihkan motivasi, menggapai derajat iman, menggandakan kesabaran, kekuatan ukhuwah, dan dukungan soliditas struktur.

Untuk menguatkan dan membersihkan motivasi kita perlu selalu memahami makna ikhlas dan berupaya mencapainya dengan jalan: senantiasa memperbaharui niat, berusaha keras menunaikan kewajiban, berusaha keras mewujudkan kecintaan kepada Allah, merasakan pengawasan Allah, dan hati-hati dalam beramal.

Untuk mencapai derajat iman kita perlu : memiliki orientasi rabbani, yakni menjadikan seluruh aktivitas selalu berorientasi kepada Allah, dan sebaliknya, berhati-hati terhadap orientasi duniawi. Jika kita mampu mencapai derajat iman ini, maka Allah menjanjikan kemenangan atas musuh, jaminan bahwa orang-orang kafir takkan menguasai, mendapatkan izzah, mendapatkan kehidupan dan rezeki yang baik, menjadi khalifah di muka bumi, serta mendapatkan surga di akhirat nanti.

Untuk bisa menggandakan kesabaran kita perlu memberikan dorongan jiwa untuk mengejar dengan sungguh-sungguh faedah-faedah yang ditimbulkan oleh kesabaran, dan betapa besar buahnya bagi agama dan keduniaan kita serta melawan pengaruh hawa nafsu. Jika kesabaran telah kita miliki maka kita akan mendapatkan hikmahnya yang luar biasa: dijadikan pemimpin, pahala yang besar, kebersamaan Allah, dan mendapatkan berbagai macam kebaikan karena sabar.

Untuk membangun ukhuwah kita perlu memotivasi diri dengan keteladanan ukhuwah di zaman kenabian lalu memperbaiki hubungan sesama aktivis dakwah berlandaskan cinta dan kasih sayang. Kita juga harus meminimalisir penghambat-penghambat ukhuwah. Jika kekuatan ukhuwah ini terbangun kokoh, maka daya tahan kita sebagai aktivis dakwah maupun daya tahan jamaah di medan dakwah akan semakin kokoh.

Sedangkan upaya membangun soliditas struktur paling tidak meliputi konsolidasi manajerial dan konsolidasi operasional. Konsolidasi manajerial dilakukan dengan penataan manajemen yang bagus dan profesional dalam setiap jalur dan lini. Selain mengambil prinsip-prinsip dari Al-Qur’an dan Hadits, prinsip manajemen modern juga bisa diterapkan. Konsolidasi operasional dimaksudkan untuk mensinkronkan berbagai kegiatan dalam skala gerakan, sekaligus senantiasa mengarahkan gerak dakwah kepada tujuan yang ditetapkan. Selain itu, untuk membangun soliditas struktur perlu menghindari hal-hal yang bisa merusaknya yaitu munculnya sekat komunikasi dan lemahnya imunitas struktural (mana’ah tanzhimiyah).

Yang Tegar di Jalan Dakwah
Jalan dakwah ini pasti dipenuhi dengan beragam kesulitan, hambatan, rintangan, tribulasi. Para aktifisnya akan berhadapan dengan beragam mihnah, sebagaimana para dai generasi sebelumnya sejak Rasulullah dan para sahabatnya, tabi’in, tabiit tabi’in, dan seterusnya.

Di antara mihnah itu ada yang berupa ejekan, gelombang fitnah, teror fisik, manisnya rayuan, tekanan keluarga, keterbatasan ekonomi, kemapanan, sampai kekuasaan. Kader dakwah harus tegar dalam menghadapi semua mihnah itu.

Agar tegar dalam menghadapi ejekan, sadarilah bahwa ejekan kepada Rasulullah jauh lebih hebat; maka biarkan saja semua orang mengejek, tidak perlu diladeni. Agar tegar dalam menghadapi fitnah, tetaplah bekerja dan beramal maka umat akan tahu siapa yang benar dan siapa yang tukang fitnah. Agar tegar dalam menghadapi teror fisik, tawakallah kepada Allah dan berdoalah senantiasa, di samping persiapan lain yang juga perlu dilakukan oleh struktur dakwah. Agar tegar dalam menghadapi manisnya rayuan, jagalah keikhlasan dan senantiasa memperbarui niat, waspada dan tetap bersama jamaah. Agar tegar dalam menghadapi tekanan keluarga, ketegasan harus diutamakan . Iman tidak bisa ditukar dengan keluarga, jika memang itu pilihannya. Agar tegar dalam kondisi kekurangan/keterbatasan ekonomi, bersabar adalah kuncinya. Kekuatan ukhuwah sesama aktivis dakwah juga berperan penting untuk menjaga kita tetap tegar. Agar tegar dalam kemapanan harus memiliki paradigma semakin banyak kekayaan, semakin banyak kontribusi bagi dakwah. Maka yang diteladani adalah Utsman bin Affan dan Abdurrahman bin Auf. Agar tegar di puncak kekuasaan, kelurusan orientasi perjuangan, ketaatan pada manhaj dakwah Rasulullah dan keyakinan akan janji-janji-Nya. Dan pada semua mihnah, kedekatan dengan Allah dan tawakal kepada-Nya merupakan kunci utama agar tegar di jalan dakwah!

Tuesday, October 4, 2011

Rangkuman Simpul Intelegensia KAMMI Komisariat Unila Part I

Fokus Isu Departemen Vs Pilrek

Setiap masa memiliki pahlawannya, setiap fase memiliki ritme geraknya, begitu juga dengan kebijakan public KAMMI Komisariat Unila yang dari awal waktu memiliki focus isu pengawalan “korupsi pendidikan” dalam hal ini berfokus pada pengawalan pemilihan rektor pada satu semester awalnya. Melihat peta pemilihan rektor pada hari itu dan menimbang langkah perbaikan pada kampus universitas Lampung maka KAMMI Komisariat Unila menentukan sikap untuk berada pada posisi tengah dan kemudian mendekat kepada pihak yang kalah untuk kemudian meng-goalkan ide lembaga audit mahasiswa seperti apa yang telah diperjuangkan oleh saudara-saudara kita di UI dan untirta.

Wacana Lembaga Audit Mahasiswa

Penggelontoran isu lembaga audit mahasiswa tidak serta merta dilakukan begitu saja, anmun kita lakukan secara bertahap, dngn harapan tiga bulan kedepan isu tersebut sudah muncul kepermukaan. Beberapa isu strategis yang kemudian mudah kita garap dan bias mengantarkan kita pada isu lembaga audit mahasiswa dipilih, tiga isu utama yang akan kita gawangi pada waktu dekat adalah :
  1. pembahasan bidik misi, terkait tempat tinggal peserta bidik misi di rusunawa,
  2. pembahasan terkait RS pendidikan Unila dimana tender termurah seharga 47 milyar, namun tender yang menang seharga 52 milyar yang disinyalir ada hubungannya dengan pemenangan pilrek,
  3. pembahasan terkait dana KKN yang bias mengantarkan kita pada isu strategis audit kampus. Disinyalir universitas lampung menerima kucuran dana dari pemprov, pemkot, dan pemkab dalam kegiatan KKN namun tidak ada transparansi dana hingga hari ini.
Ketiga isu tersebut diharapkan dapat menjadi bola salju dalam penggawanagan isu lembaga audit mahasiswa.

Fokus Biro Internal dan Eksternal 

Perjalanan KAMMI Komisariat Unila dari awal januari hingga saat ini belum meninggalkan budaya gerakan, oleh karena itu kerja keras sangat diperlukan pada tiga bulan terakhir dalam upaya menelurkan tradisi gerakan. Melihat kondisi tersebut, ketua Umum KAMMI Komisariat Unila mengeluarkan sebuah SK terkait Biro Internal dan Biro Eksternal yang merupakan coordinator isu internal dan eksternal. Diharapkan dengan pembagian ini dapat memasifkan langkah gerak KAMMi Komisariat unila dan memberikan warisan gerakan yang baik untuk generasi mendatang. Adapun isu internal yang dimaksud adalah isu2 dalam kampus dan isu ekaternal adalah isu2 luar kampus.

4 Okt 2011

Dibawah Pohon Rindang FKIP bersama Rusli, Asis, Azzam, Dani, Putri, Dewi, Candra dan Nurul

Saturday, October 1, 2011

Untuk yang Merasa Lelah


Untuk yang Merasa Lelah


Ukhti, dulu ana merasa semangat saat aktif dalam dakwah. Tapi belakangan rasanya semakin hambar. Ukhuwah makin kering. Bahkan, ana melihat ternyata ikhwah banyak pula yang aneh-aneh…”  (begitu keluh kesah seorang kader dakwah kepadaku di suatu sore.
Aku hanya terdiam, mencoba terus menggali semua kecamuk dalam diri ikhwah ini.).

 “Lalu, apa yang ingin antum lakukan setelah merasakan semua itu?” (sahut ku setelah sesaat termenung.).

 “Ana ingin berhenti saja, keluar dari tarbiyah ini. Ana kecewa dengan perilaku beberapa ikhwah yang justru tak islami. Juga dengan organisasi dakwah yang ana geluti;kaku
dan sering mematikan potensi anggotanya. bila begini terus, ana lebih baik sendiri saja..” (jawab ikhwah itu. Aku termenung kembali. Tak kutampakkan raut terkejut dari roman wajahku.).

 “ukhti, bila suatu kali antum naik sebuah kapal mengarungi lautan luas, kapal itu ternyata sudah amat bobrok. Layarnya banyak berlubang, kayunya banyak yang keropos bahkan kabinnya bau kotoran manusia.Lalu, apa yang antum lakukan untuk tetap sampai pada tujuan ?” (Tanyaku dengan kiasan. Ikhwah itu terdiam ).

 “Apakah antum memilih untuk terjun ke laut dan berenang sampai tujuan?” (Aku memberi opsi).
 “Bila antum terjun ke laut, sesaat antum akan merasa senang. Bebas dari bau kotoran manusia, merasakan kesegaran air laut, atau bebas bermain dengan Lumba-Lumba. Tapi itu hanya sesaat. Berapa kekuatan antum untuk berenang sampai ketujuan? Bagaimana bila ikan Hiu datang? Dari mana antum mendapat makan dan minum? bila malam datang, bagaimana antum mengatasi hawa dingin? (Serentetan pertanyaan kuhamparkan di depan akhwat tersebut.).

(Kudengar tangisnya tersedu. Tak kuasa rasa hatinya menahan kegundahan sedemikian. Kekecewaannya kadang memuncak, namun aku justru tak memberi jalan keluar yang sesuai dengan keinginannya.).
Ukhti, apakan antum masih merasa bahwa jalan dakwah adalah jalan yang paling utama menuju ridho Allah SWT ?” (Ia hanya mengangguk).
Bagaimana bila ternyata mobil yang antum kendarai dalam menempuh jalan itu ternyata mogok? antum akan berjalan kaki meninggalkan mobil itu tergeletak di jalan, atau mencoba memperbaikinya? ( tanyaku lagi. Sang ikhwah tetap terdiam dalam sesunggukkan tangis perlahannya.)

(Tiba-tiba ia mengangkat tangannya), ”cukup ukh, cukup. Ana sadar. maafkan ana, InsyaAlloh ana akan tetap istiqomah. Ana berdakwah bukan untuk mendapatkan medali kehormatan. Atau agar setiap kata-kata ana diperhatikan,. Biarlah yang lain dengan urusan pribadi masing-masing. Biarlah ana tetap berjalan dalam dakwah. Dan hanya jalan ini saja yang akan membahagiakan ana kelak dengan janji-janji-Nya. Biarlah segala kepedihan yang ana rasakan jadi pelebur dosa-dosa ana…” (azzam-nya di hadapanku).

(Aku Tersenyum). “Ukhti, jama’ah ini adalah jama’ah manusia. Mereka adalah kumpulan insan yang punya kelemahan. Tapi di balik kelemahan itu, masih amat banyak kebaikan yang mereka miliki. Mereka adalah pribadi-pribadi yang menyambut seruan untuk berdakwah. Dengan begitu, mereka sedang berproses menjadi manusia terbaik pilihan..” (papar ku).

Bila ada satu dua kelemahan dan kesalahan mereka, janganlah hal itu mendominasi perasaan antum. Sebagaimana Alloh Ta’ala menghapus dosa manusia dengan amal baik mereka, hapuslah kesalahan mereka di mata antum dengan kebaikan-kebaikan mereka terhadap dakwah selama ini. Karena di mata Alloh, belum tentu antum lebih baik dari mereka.

Futur, Mundur, kecewa atau bahkan berpaling menjadi lawan bukanlah jalan yang masuk akal. Apabila setiap ketidaksepakatanselalu disikapi dengan jalan itu?”
(sambungku panjang lebar. Kudapati ia termenung kembali. Azzamnya memang kembali menguat. Namun ada satu hal tetap bergelayut di hatinya).

Tapi, bagaimana ana bisa memperbaiki organisasi dakwah dengan kapasitas ana yang lemah ini?” (sebuah pertanyaan konstruktif akhirnya muncul juga. ^^)
 “Siapa bilang kapasitas antum lemah? semua manusia punya kapasitas yang berbeda. Namun tak ada yang bisa menilai bahwa yang satu lebih baik dari yang lainnya!” (sahutku).

Bekerjalah dengan ikhlas. Berilah tausyiah dalam kebenaran, kesabaran, dan kasih sayang pada semua ikhwah yang terlibat dalam organisasi itu. Karena peringatan selalu berguna bagi orang yang beriman. Bila ada sebuah isu atau gosip, tutuplah telinga antum dan bertaubatlah. Singkirkan segala ghibah antum terhadap saudara antum sendiri. Dengan itulah, Bilal yang yang mantan budak hina menemukan kemuliaannya….

Sore itu sang akhwat menyadari kesalahannya. Ia bertekad untuk tetap berputar bersama jama’ah dalam mengarungi jalan dakwah.
 ***

Kembalikan semangat itu saudaraku, jangan biarkan asa itu hilang. Dihempas gersangnya debu ‘wahn’ yang begitu kencang menerpa. Biarkan amal-amal ini semua menjadi saksi, sampai kita diberi satu dari dua kebaikan oleh Allah SWT yaitu KEMULIAAN atau MATI SYAHID.

Ikhwah..,
Jalan ini, seberat dan sesulit apapun itu, seorang mukmin sejati akan senantiasa menikmati dan mencintainya. Dalam menjalaninya, kita akan dapat merasakan manisnya jalan ini, rasa manis yang akan memudahkan semua kesulitan, meringankan beban berat, menabahkan kita untuk terus menapaki dan mendakinya, dan menjadikan kita ridho terhadap-Nya, bahkan ketika melewati masa terpahit dan hari terberat sekalipun. Kita akan selalu ingatkan siapa saja yang berniat mundur dari jalan ini:
Sesungguhnya akibat dari pengunduran diri adalah keburukan. Apalagi bagi orang yang telah mengerti kebenaran lalu berpaling dari-Nya. Bagi orang yang telah merasakan manisnya kebenaran lalu tenggelam dalam kebatilan. Sesungguhnya membatalkan janji kepada Alloh termasuk dosa yang besar di sisi Alloh dan hina di pandangan orang-orang yang beriman..

Sesungguhnya kita akan menemui masa-masa sulit, masa-masa yang melelahkan, dan berbagai ujian. Padahal kita tengah berada dan berjalan di atas jalan kebenaran dan disibukkan berbagai aktivitas dakwah. Tapi kita meyakini bahwa teguh di atas jalan ini dan sabar menghadapi berbagai cobaan, niscaya kepedihan akan sirna, kelelahan akan hilang, dan yang tersisa bagi kita adalah ganjaran dan pahala…

Kita selau menyadari bahwa sesungguhnya amal islami bukanlah aktivitas sesaat.. amal islami bukanlah aktivitas yang cukup dikerjakan disaat kita memiliki waktu luang dan bisa ditinggalkan saat kita sibuk. Sekali-kali tidak! Amal islami terlalu mulia dan agung..

Sesungguhnya celah tidakakan pernah tertutup… kekurangan tidak akan pernah hilang, dan yang ma’ruf tidak akan pernah terwujud kecuali dengan amal…

Di sinilah peran kita…ya, peran kita semua, saudaraku.

Tentu saja, kata-kata bukan sekedar untuk diucapkan, tetapi ia untuk dipahami dan diamalkan. Kita paham dan sadar bahwa agama ini hanya akan tegak di atas orang-orang yang memiliki azzam yang kuat. Ia tidak akan tegak di atas pundak orang-orang yang lemah dan suka berhura-hura, tidak akan pernah!

 Tidak akan pernah tegak agama ini hanya dengan ragu-ragu, termangu menjali mimpi tanya tanpa gerak maju,, Tidak akan pernah tegak mimpi ini tanpa kerja nyata dan tercengan jeratan angan hampa.

Ada nasehat yang luar biasa dari Ibnul Qayyim rahimahullah,,,
Wahai orang yang bersemangat banci..! Ketahuilah, yang paling lemah di papan catur adalah bidak. namun jika ia bangkit, ia bisa berubah menjadi mentri bahkan ’ster’.

Nasehat tersebut sangat mengena buat kehidupan kita… Betapa sering kita memiliki semangat yang banci dalam mengemban dan menapaki jalan ini, bukan semangat yang membaja. Kita hanya mau aktif dalam ‘zona nyaman’. kita menjadi militan karena lingkungan memang membentuk seperti itu, tapi sebenarnya kita rapuh. Kita sering dan mudah sekali mengeluh dan mengeluh.
Padahal kita belum mencoba berbut sesuatu. Semoga Alloh merahmati orang yang telah mengucapkan kalimat berikut:
Wahai orang yang meminang bidadari surga tetapi tidak memiliki sepeserpun semangat, janganlah engkau bermimpi, telah sirna manisnya masa muda dan yang tersisa hanyalah kepahitan dan penyesalan.” ^^


Jika kesusahan adalah hujan
Dan kebahagiaan adalah mentari
Kita tetap membutuhkan keduanya
Untuk Melihat indahnya pelangi

Begitulah aku mengibaratkan Ukhuwah ini
Senantiasa saling melengkapi satu dengan lainnya
Dan tak ku nafikan jika ada kekurangan di dalamnya
Karena itulah ruang pemakluman ini begitu terbuka luas untuknya.
Dan aku senantiasa belajar untuk dapat memahaminya semoga begitu juga denganmu….^^

*Edelweis, 1 Oktober 2011.

Tuesday, August 9, 2011

Mempertanyakan Eksistensi Pemuda Islam


Mempertanyakan Eksistensi Pemuda Islam

~Sufiroh~ 

Sekretaris Departement Kaderisasi KAMMI Unila 2011


Ketika berbicara mengenai pemuda, banyak hal yang menarik dan hal-hal menyenangkan. Karena dalam fase kesatriaannya, kita akan menemukan berbagai macam hal tentang pencarian jati diri dalam menyusuri setiap lembaran mozaik masa depan yang masih terlihat samar-samar. Sebuah pepatah mengatakan, “Negara yang tangguh salah satunya bisa dilihat dari sosok pemudanya”. Bahkan Rasulullah SAW mengisyaratkan bahwa pemuda adalah salah satu dari lima pilar yang dibutuhkan untuk membangun negara tangguh selain pemimpin yang adil, ulama, wanita solehah, dan ummat yang baik.

Seharusnya, sebagai pemuda Islam merasa tersanjung dengan hal tersebut kemudian berusaha melakukan yang terbaik untuk mewujudkannya. Tapi, mungkin saja, ada beberapa dari kita merasa bingung, tidak puas dan bertanya, “Kenapa harus pemuda?”. Jawabannya cukup sederhana, karena pemuda adalah kumpulan anak-anak muda dengan semangat besar, daya serap dan pikir yang cepat, juga fisik yang masih prima. Karena peranan pemuda yang strategis itulah, Soekarno sampai berani mengatakan sesuatu yang masih dikenang dunia hingga sekarang, “Berikan kepadaku 1000 orang tua, aku sanggup mencabut Semeru dari uratnya. Tapi, berikan kepadaku 10 pemuda maka aku sanggup menggoncangkan dunia.”

Pemuda Islam hari ini adalah gambaran masa depan Islam. Apabila baik pemudanya maka akan baik pula Islam di dalamnya. Dr. Syakir Ali Salim berpendapat, pemuda Islam merupakan tumpuan umat, oleh karena itu ekistensinya sangat diperlukan di masyarakat. "Maka apakah kamu mengira, bahwa Kami menciptakan kamu main-main (saja) dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami" (QS. al-Mu'minuun:115).

Kecintaan para pemuda Muslim terhadap dien-nya kini sudah begitu jauh. Bukan karena sebab, namun memang secara tersistem ternyata telah ada langkah-langkah terstruktur yang menjauhkan pemahaman dan kecintaan pemuda terhadap Islam. Paling tidak menjauhkannya dari segala nilai yang bernafaskan islami dan digantikan dengan nafas kebaratan (westernisasi).

Sering kita bertanya, kenapa ada orang Islam yang bergabung dengan aliran sesat?
kenapa ada orang Islam yang bermaksiat? kenapa ada orang Islam yang Islamphobia?

Pertanyaan semacam ini, dapat dijawab dengan merefleksi bagaimana daya tahan bangunan keislaman seorang Muslim, yang dapat dilihat dari kualitas pondasi (Iman), tiang (Islam), dan atapnya (Ihsan).

Ada empat hal yang harus diperhatikan pemuda dalam memperbaiki kualitas eksistensinya, yaitu hati nurani (spiritual intelligence), emosi (emotional intelligence), akal (intellectual intelligence), dan fisik. Menurut As-Syahiid Hasan Al-Banna, hal-hal tersebut dapat dimaksimalkan melalui perbaikan jiwa. Perbaikan jiwa dapat dilakukan melalui pendidikan dan pembinaan. Rajin menambah ilmu dengan mengikuti kajian, seminar, mentoring atau training, melakukan introspeksi diri, melembutkan hati dengan banyak berdo’a merupakan cara-cara yang dapat ditempuh untuk mendidik dan membina jiwa.

Dizaman di mana kekuatan kebathilan saling bersatu padu meminggirkan Islam bahkan menghancurkannya serta memberangus eksistensinya, sudah sepantasnya jika para penyeru Islam untuk bersatu, bergandeng tangan menghadapi musuh-musuhnya. Jika perbedaan yang ada di tengah-tengah ummat ini masih bisa ditolerir,  maka hendaknya saling berlapang dada. Tetapi jika perbedaan itu pada persoalan-persoalan yang prinsipil dan mendasar, maka mengedepankan sikap tanashuh (saling menasehati dalam kebenaran) adalah jalan yang paling tepat disaat kita menghadapi musuh dari berbagai arah.

Pemuda dalam sejarah Islam, selalu ditempatkan pada posisi yang istimewa, bahkan Al-Qur’an banyak menjelaskan bahwa manusia-manusia pilihan yang mendapat mandat kerasulan dan kenabian adalah mereka dari kelompok pemuda. Kenalkah Anda dengan Nabiyullah Ibrahim AS.? Bapak para Anbiya’, di mana agama-agama besar lahir dari perantara “rahimnya”. Ibrahim AS adalah sosok pemuda yang disebutkan Alloh yang mampu menggentarkan kerajaan Namrudz.

Jika semua pemuda Islam di Indonesia bertekad untuk menjadi pemuda berkualitas, impian akan ketangguhan negara Indonesia nantinya, besar kemungkinan akan terwujud. Karena di hadapan kita –bisa jadi– akan muncul lagi pemuda-pemuda tangguh yang mengikuti jejak Abu Bakar, Ali bin Abi Thalib, Mus’ab bin Umair, dan pemuda pejuang Islam lainnya. Dengan segala kemampuan mereka masing-masing, sehingga namanya terukir dengan tinta emas dalam pentas sejarah peradaban Islam. Lantas, bagaimana dengan masa muda kita?
Pemuda Islam tidak cukup hanya bertugas menjelaskan zaman, namun juga harus melampauinya dengan mengubah zaman. Karenanya, di tengah zaman yang bergerak, masyarakat membutuhkan pemuda Islam yang bergerak!

*diselesaikan Selasa, 9 Ramadhan 1432 H, pkl. 6.27 Wib (sebenarnya dah dari beberapa bulan lalu selesai, cuma baru inget untuk dipublish) ditemani lantunan nasyid ‘Berkelana’ nya Rabbani ^^, sedang belajar menulis, afwan klu garing ^^ .. untukmu pahlawan-pahlawan muda yg penuh semangat untuk memperbaiki diri dan ummat,  moga manfaat.

Tuesday, July 12, 2011

Dikemanakan Inteketualitas Mahasiswa?

Kemana Intelektualitas Mahasiswa…!!!

Oleh

Asis Budi Santoso
(KP Komsat Unila)



Mahasiswa merupakan golongan masyarakat yang mendapatkan pendidikan tertinggi, dan punya perspektif luas untuk bergerak diseluruh aspek kehidupan dan merupakan generasi yang bersinggungan langsung dengan kehidupan akademis dan politik, oleh sebab itu adanya miniature state dikalangan mahasiswa merupakan proses pembelajaran politik untuk mahasiswa. Budaya yang tercermin dari membaca (bukan hanya bidang keilmuan yang ditekuni) membuat mahasiswa kaya pengetahuan karna mungkin sejatinya mahasiswa harus sadar kelak ilmu yang ditekuni akan diabdikan oleh bangsa dan Negara oleh karena itu mahasiswa dituntut untuk pintar membaca peluang, bukan hanya itu mahasiswapun tak luput dengan kegiatan-kegiatan diskusi yang sangat sangat kental mengikat pada gelar mahasiswa sebuah budaya yang melahirkan inovasi ataupun pemecahan masalah terhadap suatu perkara. sehingga stigma yang terbentuk ketika berbicara mahasiswa adalah intelektual yang kaya dengan literasi ilmu, sosial, dan politik.


Dalam konteks bernegara, sejarah pun telah membuktikan bagaimana Mahasiswa mempunyai andil dalam perbaikan Negara. Tak tangung-tanggung mahasiswa menjadi garda terdepan dalam proses tersebut, di Negara kita contohnya sebagaimana terjadinya Gerakan mahasiswa 1966, Gerakan Mahasiswa 1974, Gerakan Mahasiswa 1978, Gerakan Mahasiswa 1980 sampai 1990, dan yang terkahir adalah Gerakan Mahasiswa 1998. Itu semua adalah sebagai bukti bagaimana komitmen pemuda dan mahasiswa membangun negeri ini.

Sekarang, disadari atau tidak seiring dengan berkembangnya waktu pergerakan mahasiswa mengalami degradasi yang semakin terlihat. Tidak menampikan kejadian sejarah diatas, kadang-kadang mahasiswa menjadi kerdil ketika berada dalam kampusnya masing-masing. Mahasiswa yang semula garang dengan orasinya yang menyesakkan dada pemerintah, justru tak terlihat di kampus-kampus mereka. Lihat saja Unila, universitas terbesar di Lampung yang baru saja menjadi universitas nomor wahid diluar jawa harusnya nama itu sebanding dengan kapasistas intelektualitas mahasiswanya. Mahasiswanya terlihat pasrah dan sabar ketika mereka harus mengangkat kursi ketika mau kuliah belum lagi tempat kuliah yang sempit dan berdesak-desakan,WC yang sulit di temukan dikampus belum lagi air yang selalu habis ketika buang air kecil, fasilistas universitas yang terlihat seadanya yang sulit di pakai oleh mahasiswa (sudah seadanya sulit pula), tranparansi praktikum, dan lain-lain. Masalahnya yang terjadi bukan itu saja banyak kebijakan universitas yang terlihat tidak jelas seperti kasus DO yang tidak informative yang sedang marak beberapa minggu lalu, masalah penerimaan Mahasiswa baru melalui UML yang tidak ada tranparansinya (atas dasar apa UML itu…), kenaikan SPP dan lain-lain.

Entah apa yang terjadi apakah pantas mahasiswa yang apatis layak disebut intelektual…

Friday, May 27, 2011

DM 1 27-29 MEI 2011